Surabaya (ANTARA News) - Kepemilikan dan manajemen pengelolaan sumur Migas Blok Cepu tetap ada di pemerintah Indonesia, meski telah disepakati operator di lapangan diserahkan kepada perusahaan Amerika Serikat, ExxonMobil. "Masyarakat tidak perlu khawatir, karena pemerintah Indonesia tetap diuntungkan meski di dalam proses produksinya melibatkan perusahaan asing," kata Wakil Dirut PT Pertamina, Iin Arifin Takhyan, kepada wartawan di Surabaya, Jumat malam. Ia memandang perlu menjelaskan hal tersebut, menanggapi masih banyaknya elit politik di negeri ini yang masih belum memahami permasalahan Blok Cepu, sehingga dengan mudah mengeluarkan pernyataan yang pada akhirnya menimbulkan polemik, bahkan demo sebagai wujud aksi penentangan. Menurut Iin, bukan baru kali ini saja Pertamina bekerjasama dengan pihak asing, melainkan sudah ada 145 bentuk kerjasama yang disebut Kontrak Produksi Sharing (KPS), 40 KPS di antaranya telah berproduksi. Dalam KPS itu, katanya, diatur bahwa perusahaan mitra Pertamina yang biasanya merupakan perusahaan asing, diberi hak melakukan eksplorasi hingga ditemukannya sumber minyak. "Pemerintah Indonesia dalam hal ini Pertamina, sama sekali tidak mengeluarkan biaya sepeserpun untuk operasional selama eksplorasi berlangsung dan hal itu ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan mitra," ujar Iin yang belum genap dua pekan memangku jabatan Wakil Dirut Pertamina. Ia menambahkan, jika sumber minyak sudah ditemukan, baru dibicarakan tentang pembagian saham. Dalam hal Blok Cepu, biaya untuk eksploitasi ditanggung 45 persen oleh ExxonMobil, 45 persen Pertamina dan 10 persen Daerah (Pemprop Jatim, Pemprop Jateng, Pemkab. Bojonegoro dan Pemkab. Blora). "Hasil dari penjualan minyak nantinya, dikembalikan lagi kepada pemegang saham yaitu ExxonMobil, Pertamina dan Daerah dengan prosentase yang sama," tutur Iin yang kehadirannya di Surabaya untuk mendampingi kunjungan kerja Menteri Negara BUMN Sugiarto. Sementara itu Direktur Eksplorasi dan Produksi Pertamina Cepu Hestu Bagiyo pada kesempatan yang sama menjelaskan, produksi minyak Blok Cepu diperkirakan mulai terwujud tahun 2008 dengan asumsi akhir tahun ini sumur di Banyuurip sudah bisa dibor. Namun demikian pekerjaan lapangan sudah bisa dimulai sekitar Mei 2006 setelah melewati proses Amdal dan pembebasan tanah warga serta tender untuk pengeboran.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006