Palangka Raya (ANTARA) -
Balai Taman Nasional Sebangau mengoptimalkan keberadaan dan peran Masyarakat Peduli Api dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan yang berpotensi terjadi saat kemarau.

"Jumlah Masyarakat Peduli Api binaan Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS) ada 10 kelompok, tersebar di tiga kabupaten/kota di Kalteng di wilayah kerja kami," kata Kepala BTNS Andi M Khadafi di Palangka Raya, Kamis.

Dia mengatakan, setiap kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) terdapat 10-15 anggota, tergantung kapasitas dan kesiapan masyarakat saat awal pembentukan.

Baca juga: Kalteng aktifkan 19 posko di wilayah rawan karhutla

Dalam upaya antisipasi kebakaran lahan dan hutan, MPA melakukan patroli rutin untuk memetakan potensi karhutla dan mendeteksi potensi titik api.

Selain itu, jika menemukan kejadian kebakaran, MPA akan melakukan upaya pemadaman serta berkoordinasi dengan BTNS serta tim pemadam api di sekitar wilayah setempat.

"Jika kejadian itu api tak mampu dipadamkan atau berpotensi tak mampu dipadamkan, maka kami akan langsung menerjunkan tim ke lokasi," kata Andi.

Dia mengatakan, dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggota MPA, pihaknya sebelumnya juga telah memberikan pelatihan tentang upaya antisipasi, deteksi dini, dan penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: Kalteng antisipasi karhutla menjelang puncak kemarau

"Selain melibatkan MPA, kami juga terus melakukan pemetaan potensi kebakaran hutan dan lahan serta melakukan pemeriksaan terhadap kondisi sumur bor di lapangan," kata Andi.

Dia mengatakan, di wilayah kerja BTNS terdapat 625 sumur bor. Kondisi saat ini siap digunakan dan juga secara rutin dimanfaatkan untuk melakukan pembasahan lahan.

"SOP-nya jika lama tidak turun hujan, maka kami akan melakukan pembasahan lahan. Salah satu sumber airnya berasal dari sumur bor yang ada di sekitar lokasi," kata Andi.

Dia berharap masyarakat terutama pemilik atau yang memanfaatkan lahan dapat memastikan tidak ada kebakaran di wilayah setempat.

Baca juga: Pemprov Kalteng pastikan kesiapan strategi penanganan karhutla
 
"Rata-rata kebakaran hutan dan lahan terjadi karena ulah manusia. Di wilayah BTNS lahan yang terbakar biasanya terdampak dari rembetan kebakaran dari luar wilayah," katanya.

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022