Jakarta (ANTARA) -
Elon Musk, yang ingin mundur dari kesepakatan pembelian Twitter, mencari dokumen dari firma teknologi periklanan untuk menggali informasi soal jumlah akun sampah dan bot di platform tersebut.
 
Berdasarkan berkas tuntutan di Pengadilan Delaware, Amerika Serikat, dikutip dari Reuters, Jumat, pengacara Elon Musk meminta dokumen atau informasi dari perusahaan Integral Ad Science (IAS) IAS.O and DoubleVerify tentang keterlibatan mereka dalam meninjau akun pengguna Twitter atau bentuk lainnya berkaitan dengan audit pengguna.
 
Kedua perusahaan, yang berbasis di New York, menggunakan teknologi untuk memverifikasi bahwa iklan dilihat oleh manusia sungguhan. Layanan seperti ini digunakan pengiklan untuk memastikan iklan mereka dilihat oleh konsumen yang potensial, bukan akun robot.
 
Twitter, IAS dan DoubleVerify belum berkomentar atas perkembangan terbaru ini.
 
Salah seorang pengguna Twitter mempertanyakan isu ini kepada sang miliuner. Musk, melalui akun Twitter miliknya, menjawab "Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang dihindari Twitter dengan segala cara".
 
Twitter menuntut Elon Musk karena dia berupaya mundur dari kesepakatan bisnis untuk membeli Twitter senilai 44 miliar dolar AS. Musk mundur dari perjanjian dengan alasan Twitter menyembunyikan informasi tentang akun sampah dan bot di platform tersebut.
 
Musk menuntut balik Twitter, menyatakan jumlah pengguna harian yang bisa dimonetisasi lebih rendah 65 juta dari yang disebutkan. Twitter menyatakan mereka mempertahankan jumlah yang sudah disebutkan.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022