Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyampaikan G20 Ministerial Conference on Women's Empowerment (MCWE) menjadi ajang penting untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di masa pemulihan COVID-19.

"Kami percaya bahwa hanya melalui kerja sama global dan komitmen kuat, konsiliasi oleh perempuan khususnya di masa pemulihan COVID-19 dapat mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di semua sektor pembangunan," ujarnya dalam sambutan pertemuan G20 MCWE di Sofitel Nusa Dua, Beach Resort, Bali, Rabu.

Ia menekankan, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di semua sektor pembangunan sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia.

"Kali ini kami memilih tema, Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat Untuk Mengatasi Kesenjangan Gender," tuturnya.

Baca juga: KPPPA: Sinergi organisasi perempuan kunci perjuangan kesetaraan gender

Menteri Bintang mengharapkan konferensi ini dapat menjadi wadah untuk berbagi ide-ide global dan praktik terbaik untuk isu-isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Ia meyakini, dengan semua pengalaman dari semua delegasi yang hadir dari konferensi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk dibawa ke pertemuan para pemimpin G20.

"Dengan cara ini kita dapat memastikan bias gender dan pemberdayaan perempuan terintegrasi ke dalam komitmen para pemimpin G20," tuturnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA sekaligus Ketua Umum G20 MCWE 2022, Lenny Rosalin menyampaikan, ada tiga isu utama yang diusung dalam MCWE 2022.

Pertama, Aspek Ekonomi dari Perawatan Pasca COVID-19 dengan subtema Peluang yang Hilang di Pasar Tenaga Kerja. Kedua, Menutup Kesenjangan Gender Digital dengan sub tema Partisipasi Perempuan dalam Ekonomi Digital dan Pekerjaan Masa Depan. Dan ketiga, Kewirausahaan Perempuan dengan subtema Percepatan Kesetaraan dan Percepatan Pemulihan.

Ia mengatakan, tiga isu besar itu dianggap penting karena dampak yang dihadapi perempuan selama masa pandemi termasuk diantaranya peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan.

Ia menyampaikan, akibat pandemi COVID-19, muncul ketimpangan pada pembagian kerja perawatan tidak berbayar (unpaid care work) yang menimpa perempuan yang mencapai 61 persen dibandingkan laki-laki.

Selain itu, lanjut dia, peran domestik (rumah tangga) lebih banyak dibebankan pada perempuan.

"Kami juga berharap dalam konferensi ini muncul perhatian yang lebih besar terhadap kelompok perempuan yang mengelola UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)," tuturnya.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022