Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memoles desain dan mutu produk Industri Kecil Menengah (IKM) rajut di Kalimantan Selatan melalui Program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri atau DAPATI di bawah koordinasi Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI).

“Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan konsultansi teknis pengembangan desain dan mutu produk rajut melalui Program DAPATI BSPJI Banjarbaru pada IKM Najwa Banjarbaru,” kata Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahadi lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Program tersebut diselenggarakan oleh Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Banjarbaru sebagai satuan kerja BSKJI Kemenperin, dalam bentuk Konsultansi Teknis Desain dan Tenun Menggunakan Kartu. Kegiatan itu diikuti delapan pelaku IKM di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 9-11 Agustus 2022.

Kedelapan IKM tersebut yakni Najwa Banjarbaru, De Cawan, Windy’s Collection, Tia Hanif, Khansa Handmade, Alisya Craft, Rabita, dan Kantan Sasirangan.

Baca juga: Kemenperin: tenun dan batik berkontribusi terhadap perekonomian

Adapun narasumber desain adalah Mentari Widyani Prameswari selaku fesyen desainer dan narasumber tenun menggunakan kartu yaitu Anastasia Kartika Santati yang saat ini menjadi pengusaha rajut dan tenun.

“Para pelaku IKM perlu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menjalankan usahanya agar mampu bertahan dengan menyesuaikan bisnis ke arah yang lebih produktif dan efisien. Program konsultansi teknologi DAPATI diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk IKM,” kata Doddy.

Pada praktikum konsultansi teknis desain, materi yang diajarkan meliputi penentuan konsep produk (konsep desain, pembuatan moodboard) dan evaluasi konsep produk. Sedangkan untuk tenun,  dibahas tentang cara pembuatan kartu tenun menggunakan karton serta tenun menggunakan kartu tingkat pemula.

Setelah mengikuti konsultansi tersebut, IKM diharapkan mampu tercipta produk dengan kombinasi warna yang lebih menarik, dengan beragam motif, serta dapat mengkombinasikan teknik rajut dengan tenun menggunakan kartu.

Baca juga: Kemenperin hibahkan mesin senilai Rp400 juta dukung IKM tenun

“Produk yang dihasilkan diharapkan dapat lebih bernilai jual dan kapabilitas SDM di IKM rajut dapat meningkat. Melalui kegiatan pendampingan industri ini, BSPJI Banjarbaru diharapkan dapat mengawal dan memfasilitasi ide-ide yang bersifat inovatif dan kolaboratif dengan para pelaku industri supaya dapat meningkatkan daya saing,” ujar Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri Kemenperin Heru Kustanto.

Plt Kepala BSPJI Banjarbaru Budi Setiawan berharap melalui kegiatan itu pelaku IKM kerajinan di Kalimantan Selatan dapat meningkatkan produktivitas, mutu atau desain produk sehingga bisa meningkatkan daya saing.

“IKM kerajinan rajut merupakan sektor yang memiliki potensi dan peluang besar untuk semakin berdaya saing di kancah nasional hingga global,” ujarnya.

Berdasarkan proyeksi tren tas tahun 2022 dari Harper’s Bazaar dan Marie Claire, tas yang dibuat dengan keterampilan seperti rajut, macrame, tenun, akan mendapatkan perhatian lebih secara global.

Baca juga: Impor ilegal tantangan IKM tenun Indonesia

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022