Jakarta (ANTARA News) - Isu Islam radikal yang tetap berupaya merebut kekuasaan di Indonesia kemungkinan bisa menjadi sorotan dan agenda pembicaraan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair saat mengunjungi Jakarta selama dua hari mulai Rabu malam. Kunjungan Blair ke Jakarta juga merupakan upaya memperkuat kerjasama penumpasan terorisme dan isu Islam radikal mencuat setelah adanya laporan Badan Intelijen Inggris, M16, yang menyebut bahwa Islam radikal tetap berupaya merebut kekuasaan di Indonesia, kata seorang pengamat intelijen di Jakarta Rabu. "Laporan intelijen M16 ini antara lain menyinggung isu Islam dimana Islam radikal disebut-sebut masih tetap berupaya merebut kekuasaan di Indonesia dengan menggunakan agama. Laporan itu menyebutkan adanya politisi Indonesia yang mengagamakan ideologi dan mengideologikan agama ...," kata Dr.A.C. Manullang. Selain itu, Blair yang berkunjung ke Jakarta setelah kunjungannya ke Australia, mungkin juga akan menanyakan isi laporan M16 perihal kenyamanan dan keamanan warganegara serta fasilitas-fasilitas negaranya di Indonesia, katanya. Terkait masalah ini, Manullang mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya memercayai laporan intelijen resmi Indonesia daripada para politisi, kata Manullang. Dalam kunjungannya di Jakarta, Presiden Yudhoyono menurut rencana akan menerima Blair pada Kamis pagi di Istana Merdeka untuk membahas berbagai masalah bilateral dan internasional. Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, Selasa (28/3), mengatakan, kedua pemimpin negara itu akan bertemu empat mata pada Pukul 09.00 WIB dan diikuti dengan pertemuan delegasi Inggris dan Indonesia pada pukul 09.30 hingga 10.10 WIB. Selain bertemu secara bilateral, Presiden Yudhoyono dan Tony Blair di Istana juga akan melakukan pertemuan dengan enam tokoh Islam -- Abdullah Gymnastiar, Nazaruddin Umar, Hasyim Muzadi, Azyumardi Azra, Din Syamsuddin dan Quraish Shihab -- pada Pukul 10.15 hingga 10.40 WIB. Menurut Dino, pertemuan Yudhoyono, Blair, dan ke-enam tokoh Islam tersebut akan berlangsung secara bebas dan terbuka. Pertemuan itu ditujukan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada PM Blair tentang warna dan pemikiran Islam di Indonesia. Agenda lain yang akan dibahas oleh kedua pemimpin negara dan para tokoh Islam itu, kata Dino, adalah masalah dialog Islam dan Barat dan bagaimana mencari cara terbaik untuk memajukannya. Pertemuan sepanjang Kamis pagi hingga siang itu dilanjutkan dengan jumpa pers bersama oleh Presiden Yudhoyono dengan PM Blair. Orang pertama dalam pemerintahan Inggris itu juga dijadwalkan berkunjung ke Pondok Pesantren Darunnajah, Ulijami, Cipulir, Jakarta Selatan. Pada Kamis sore, tambah Dino, Presiden akan menerima delegasi bisnis yang dibawa Tony Blair. Tentang kunjungan Blair, Dino mengatakan, kedatangan Blair di Indonesia ditujukan untuk menyegarkan kembali hubungan Indonesia dan Inggris. Sebelumnya Presiden Yudhoyono dan PM Blair telah bertemu di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York tahun lalu. Pertemuan tersebut terjadi antara lain karena, baik Yudhoyono maupun Blair, merupakan bagian dari jaringan beranggotakan 14 pemimpin dunia yang mengurusi reformasi PBB (Leaders` Network for UN Reform). Kedatangan Blair ke Indonesia pada 29-30 Maret akan merupakan kunjungan pertama PM Inggris ke Indonesia sejak 21 tahun, pada saat PM Inggris Margareth Thatcher datang menemui Presiden Soeharto.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006