Jakarta (ANTARA) - Informa Markets akan menyelenggarakan Food Ingredients (Fi) Asia 2022 yang merupakan pameran dagang bahan makanan edisi ke-25 di Asia dengan menghadirkan 300 produsen bahan makanan terkemuka dari seluruh dunia di Jakarta Internasional Expo, Jakarta, 7-9 September 2022.

Kata Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman, pameran offline untuk makanan dan minuman harus diadakan mengingat selama dua tahun terakhir pelbagai kegiatan dilakukan secara virtual.

“Inilah kesempatan bagi ajang industri makanan dan minuman untuk mencari produk-produk baru (dalam bahan makanan dan minuman). Inovasi produk baru menjadi kata kunci untuk pertumbuhan industri dan juga untuk sekaligus meningkatkan efisiensi reduce cost dan lain sebagainya,” ucap dia di Hotel Century Park Senayan, Jakarta, Selasa.

Fi Asia 2022 bakal diisi antara lain dengan konferensi internasional terkait Halal Conference, yakni program kolaborasi Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Kemudian diadakan lebih dari 40 technical workshop dan seminar, Spotlight Product Showcases (produk sorotan dalam pameran) mulai dari camilan sehat, protein alternatif, dan bahan makanan yang sehat, lalu Sustainability Square (area yang dapat dikunjungi tamu dan eksibitor guna memahami mengenai keberlanjutan), kompetisi produk yang dibuat mahasiswa, dan highlight seminar mengenai makanan alternatif daging (meat alternative).

Pameran Fi Asia 2022 juga diramaikan dengan delapan paviliun yang berkaitan dengan Natural Ingredients, New Business, Beverage Ingredients, Thailand Pavilion, USA Pavilion, dan Malaysia Pavilion, India Pavilion, serta China Pavilion yang hadir secara hybrid.

“Indonesia banyak sekali sumber-sumber pangan alternatif seperti sagu, singkong, dan lain sebagainya. Tapi potensi-potensi ini masih belum maksimal dimanfaatkan, karena itu Indonesia harus bisa bersaing dengan industri pangan lain dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada,” ungkap Adhi.

Dewan Penasihat dan Ilmuwan Senior SEAFAST Center IPB, Profesor Purwiyatno menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 menimbulkan kesadaran di tengah masyarakat terkait urgensi kesehatan dan kaitannya dengan pangan.

Sebelum pandemi, aneka ragam jenis pangan sudah terdeteksi dan diprediksi akan berkembang, namun tak terlalu laju perkembangan di sektor tersebut. Memasuki era pandemi, laju perdagangan berbagai komoditas pangan alternatif meningkat drastis.

“Saya menyebutnya pangan fungsional, yaitu pangan-pangan yang tidak hanya menyediakan zat-zat gizi tradisional. Jadi makanan itu kan biasanya zat-zat gizi itu antara lain untuk tumbuh kembang dan energi, tapi (pangan fungsional) juga makanan yang mampu menyediakan komponen-komponen yang dibutuhkan guna menjaga kesehatan atau fungsi-fungsi yang lain,” ujar Purwiyatno.

Baca juga: Pameran industri makanan-minuman Food Ingredients Asia dibuka

Baca juga: Pameran bahan baku industri mamin dari 46 negara digelar Oktober


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022