Jakarta (ANTARA) - Pendiri Rumah Guru Bimbingan Konseling (RGBK) Ana Susanti mengatakan guru bimbingan konseling (BK) perlu menyisipkan seni pedagogi atau The Art of Pedadogy dalam layanan konseling bagi siswa.

“Salah satunya dalam metode layanan konseling. Konsep yang dipopulerkan oleh Profesor Robyn Ewing’s dari The University of Sidney ini menunjang guru untuk melibatkan aspek bermain, imajinasi, desain, eksperimen, eksplorasi, provokasi, metafor, ekspresi dan representasi serta komunikasi,” ujar Ana dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Sarana yang bisa digunakan tersebut, kata dia, bisa melalui seni tari, musik, bernyanyi, akting, melukis, memahat, puisi, dan lain sebagainya. Indikator kreativitas yang bisa dinilai dari The Art of Pedagogy adalah kemampuan berimajinasi, berpikir kritis, disiplin, kegigihan, keberanian, kemampuan mengambil risiko serta merefleksikan diri.

Baca juga: Guru BK bantu siswa pahami potensi diri dan bantu atasi masalah mental

“The Art of Pedagogy adalah alat yang efektif untuk membuat layanan bimbingan konseling menjadi lebih menarik dan disukai. Dalam penerapannya, baik dan buruk karya yang dibuat siswa tidak terlalu penting. Pengalaman dalam diri yang dialami siswa jauh lebih utama untuk membuatnya tumbuh dan mengetahui apa yang diinginkan,” kata Ana.

Guru BK SMP Darul Hikam Bandung Fikri Faturrahman mengatakan langkah awal para guru BK harus memiliki persepsi kreatif meliputi pengetahuan, design thinking, dan sifat adaptif atau fleksibel.

Pengetahuan tentang BK berfungsi sebagai dasar pengambil keputusan. Sementara design thinking bermanfaat dalam merencanakan layanan berdasarkan ide kreatif untuk memecahkan masalah di lingkungan sekolah.

Adapun sifat adaptif berguna untuk menyesuaikan terhadap berbagai perubahan kondisi sekolah. Dalam mempraktikkan layanan BK Kreatif, Fikri memberi penekanan pada empat aspek penting yang harus diperhatikan guru BK yakni Feel, Do, Imagine, Share.

Baca juga: Psikolog : guru BK harus mengikuti perkembangan zaman

Empat aspek penting itu dapat diimplementasikan dalam tiga segmentasi layanan BK yakni layanan untuk semua siswa, layanan untuk sebagian siswa, dan layanan untuk beberapa siswa.

“Sebelum memberikan layanan kreatif, seorang guru harus observasi dahulu untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan siswa. Guru juga harus uptodate terhadap tren kekinian yang berkaitan dengan siswa mau dekat dan percaya sehingga terjalin engagement yang baik misalnya dengan gamifikasi,” kata Fikri.

Gamifikasi, menurut dia, salah satu contoh tools yang digunakan untuk mengatasi masalah minat belajar siswa.

Pendiri Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) Ruth Andriani mengatakan pihaknya berupaya memfasilitasi para guru dalam meningkatkan kemampuan yang menunjang pendidikan dan pembelajaran kreatif. Melalui pedagogi kreatif akan mengajarkan peserta didik bagaimana belajar secara kreatif dan menjadi pencipta diri sendiri dan masa depan mereka.

Baca juga: Kadispendik: Guru BK wajib beri solusi masalah siswa saat pandemi

“Semoga webinar ini menginspirasi Sahabat Guru Hebat dan mampu menerapkan metode pembelajaran kreatif untuk anak didik dengan memanfaatkan imajinasi, gambar, drama, musik, dan cerita.” kata Ruth.

 

Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022