Tokyo (ANTARA) - Anggota dewan bank sentral Jepang (BOJ) Junko Nakagawa pada Rabu, memperingatkan risiko terhadap ekonomi rapuh negara itu seperti kemungkinan kenaikan biaya hidup yang merugikan pengeluaran rumah tangga, menyoroti perlunya menjaga kebijakan moneter sangat longgar untuk saat ini.

Sementara permintaan luar negeri yang kuat dan yen yang lemah telah meningkatkan keuntungan produsen, gangguan pasokan yang disebabkan oleh penguncian ketat COVID-19 di China telah merugikan ekspor dan produksi Jepang, kata Nakagawa.

Konsumsi domestik meningkat karena dampak pandemi mereda, meskipun dampak dari berbagai kenaikan harga untuk kebutuhan sehari-hari mengaburkan prospek, katanya.

"Agar ekonomi pulih, sangat penting bahwa kerusakan konsumsi dari kenaikan harga tetap minimal," kata Nakagawa dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis.

"Memang benar ada ketidakpastian atas skenario dasar kami yang memproyeksikan peningkatan konsumsi yang moderat, didukung oleh pasar kerja yang ketat dan pendapatan rumah tangga yang meningkat," katanya.

Sementara inflasi konsumen melebihi target BOJ 2,0 persen selama beberapa bulan, itu saja tidak akan cukup bagi bank sentral untuk menarik stimulus, kata Nakagawa.

"Kita harus melanjutkan pelonggaran moneter untuk mencapai target inflasi secara berkelanjutan dan stabil, didukung oleh siklus positif yang disertai dengan pertumbuhan upah," katanya.

BOJ telah berjanji untuk menjaga kebijakan moneter ultra-longgar guna mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh, tetap menjadi outlier di antara sejumlah bank sentral yang menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi yang melonjak.

Harga konsumen inti Jepang naik 2,4 persen pada Juli dari tahun sebelumnya, menandai laju tercepat dalam tujuh setengah tahun, didorong oleh harga bahan bakar dan bahan baku serta menambah biaya hidup untuk rumah tangga yang belum melihat kenaikan upah yang signifikan.

Baca juga: Ekonomi Jepang bangkit dari goncangan COVID, prospek global suram
Baca juga: BOJ setujui perlunya suku bunga rendah, kenaikan upah kunci prospek
Baca juga: Bank sentral Jepang akan tetap di luar gelombang pengetatan global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022