Segala jenis tekanan dan ancaman terhadap rakyat Afghanistan dalam 20 tahun terakhir telah gagal dan hanya meningkatkan krisis
Kabul (ANTARA) - Taliban menyeru masyarakat internasional untuk belajar dari pengalaman dan menerima mereka sebagai pemerintah sah Afghanistan, ketika kelompok itu menandai satu tahun penarikan pasukan asing pimpinan AS dari negara itu.

Penarikan pasukan asing pada 30 Agustus 2021 terjadi ketika Taliban merebut kekuasaan setelah pemberontakan selama 20 tahun melawan pasukan pimpinan AS yang menginvasi Afghanistan, usai serangan 11 September 2001 di AS.

Taliban mengambil alih Afghanistan dengan mudah, kemudian presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu dan pemerintahannya runtuh.

"Pengalaman 20 tahun terakhir dapat menjadi panduan yang baik... Segala jenis tekanan dan ancaman terhadap rakyat Afghanistan dalam 20 tahun terakhir telah gagal dan hanya meningkatkan krisis," kata Taliban dalam sebuah pernyataan, Rabu.

Baca juga: PBB desak dimulainya kembali bantuan pembangunan untuk Afghanistan

Kelompok itu menegaskan bahwa "Imarah Islam Afghanistan", yaitu nama yang diberikan Taliban untuk pemerintahan mereka, adalah pemerintah negara yang sah dan perwakilan dari bangsa Afghanistan yang pemberani.

Sampai saat ini, tidak ada negara yang mengakui Taliban.

Taliban meminta masyarakat internasional untuk mengizinkan warga Afghanistan memiliki pemerintahan Islam independen yang memiliki "interaksi positif dengan dunia".

Komunitas internasional telah menekan Taliban dengan isu hak asasi manusia, terutama hak anak perempuan dan perempuan yang aksesnya untuk bersekolah dan bekerja dibatasi.

Dunia juga mendesak Taliban untuk berhenti mengganggu kerja para kritikus, aktivis, dan jurnalis.

Taliban mengatakan mereka sedang mendiskusikan masalah pendidikan anak perempuan dan menyangkal menindak perbedaan pendapat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Taliban rayakan satu tahun kemenangan Afghanistan atas AS
Baca juga: Warga Afghanistan masih trauma sejak penarikan pasukan AS setahun lalu

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022