Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap memrakirakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Gelombang tinggi masih berpotensi terjadi hingga akhir pekan ini. Namun, tinggi gelombangnya tidak setinggi beberapa hari sebelumnya yang mencapai kisaran 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Kamis.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan BMKG Stamet Tunggul Wulung pada hari Kamis (1/9) kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jabar, Jateng, dan DIY yang berlaku hingga hari Jumat (2/9) dan akan segera diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.

Menurut dia, peringatan dini tersebut dikeluarkan karena tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi berpotensi terjadi di wilayah perairan selatan Jabar hingga DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar hingga DIY.

Gelombang tersebut dipicu oleh pola angin di wilayah selatan Indonesia yang dominan bergerak dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.

"Tiupan angin yang cenderung searah akan memicu terjadinya peningkatan tinggi gelombang," kata Teguh.

Oleh karena itu, kata dia, seluruh pengguna jasa kelautan maupun masyarakat di wilayah pesisir selatan Jabar hingga DIY diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap gelombang tinggi.

Sebelumnya, gelombang tinggi yang terjadi pada hari Selasa (30/8) pagi telah merusak lima bangunan warung di Pantai Indah Widarapayung, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.

Berdasarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jabar hingga DIY yang dikeluarkan BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap pada 28 Agustus 2022 dan berlaku hingga 31 Agustus 2022, tinggi gelombang berpotensi mencapa 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi.

Di sisi lain, wilayah perairan selatan Kabupaten Cilacap pada hari Selasa (30/8), pukul 10.00 WIB, mengalami pasang maksimum yang mencapai 1,9 meter.

"Akumulasi dari gelombang tinggi dan pasang maksimum tersebut mengakibatkan gelombang makin tinggi dan di beberapa tempat bisa mencapai daratan, sehingga dapat merusak warung-warung yang ada di tepi pantai," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo. 

Baca juga: HNSI: Ribuan nelayan Cilacap tak melaut karena cuaca buruk

Baca juga: BPBD: Lima warung di Pantai Widarapayung rusak akibat gelombang tinggi

Baca juga: BMKG: Waspadai potensi gelombang laut tinggi-sangat tinggi di NTT

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022