Tokyo (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Tokyo memaparkan sejumlah upaya diplomasi untuk mendukung presidensi Indonesia di G20.

“Kita pahami tahun 2022 menjadi tahun yang penting bagi Indonesia karena dipercaya memegang presidensi G20. Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan,” kata Atase Kehutanan Zahrul Muttaqin yang mewakili Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dalam The Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegian in Japan (ASSIGN 2022) di Tokyo, Sabtu.

Zahrul mengatakan KBRI Tokyo menjalin sejumlah kerja sama untuk mendukung tiga tema besar presidensi G20, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital dan transisi energi.

Terkait transformasi digital, KBRI Tokyo pada Kamis (1/9) memfasilitasi kerja sama Arterial Research and Educational Network in the Asia Pacific (ARENA-PAC) dengan Universitas Brawijaya dan Indonesia Research and Education Network (IDREN) untuk peningkatan fasilitas penelitian pendidikan.

“Dengan kerja sama ini, maka akan ada sirkuit internasional berkecepatan tinggi untuk penelitian dan pendidikan yang menghubungkan Indonesia dengan ARENA PAC. Ini menjadi tonggak jaringan penelitian di mana konektivitas meningkat dari 1 gigabyte per second menjadi 100 gigabyte per second,” katanya.

Sementara itu, lanjut dia, untuk mendukung pencapaian arsitektur kesehatan dunia juga telah dilakukan kerja sama antara Universitas Airlangga dan Universitas Osaka dalam Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), uji klinis vaksin COVID-19 dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), pendirian pusat kesehatan berstandar Jepang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bali dengan Sumitomo dan Universitas Hiroshima dan inisiasi kerja sama produksi vaksin cacar monyet.

“Isu arsitektur kesehatan global di forum internasional, Indonesia diharapkan bisa bekerja sama untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih tangguh, supaya masyarakat yang tinggal di daerah terpencil bisa mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik,” katanya.

Untuk isu transisi energi, kata Zahrul, KBRI Tokyo telah membentuk satuan tugas energi terbarukan yang diketuai peneliti Indonesia di Universitas Tokyo, yang telah mempertemukan Universitas Kyushu dengan PT Pertamina untuk pengembangan hidrogen dan amonia sebagai energi terbarukan.

Dia menambahkan pihaknya juga mendorong konsorsium kehutanan dengan fokus hutan sebagai penyerap karbon yang dilaksanakan di Tokyo University of Agriculture and Technology beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan sama, Ketua PPI Jepang Daffa Sean Adinegoro menyampaikan bahwa salah satu tujuan utama diadakannya simposium tersebut adalah untuk memberikan sumbangsih berupa ide atau pemikiran yang dapat turut menyukseskan presidensi Indonesia di G20.

"Kegiatan ini diharapkan dapat menampung ide-ide yang akan menjadi policy-policy (kebijakan) yang diangkat oleh Indonesia dalam KTT G20 di Bali November mendatang," katanya.

Baca juga: Jenazah WNI yang bunuh diri di Jepang dipulangkan ke Indonesia
Baca juga: Dubes RI: Pencak silat alat promosi seni budaya Indonesia di Jepang


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022