Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan para pengusaha untuk tidak menekan atau menggenjot para buruh yang pada umumnya masih rendah tingkat produktivitasnya, tapi justru harus meningkatkan kemampuan mereka melalui pendidikan atau latihan singkat serta meningkatkan pendapatannya hingga menjadi sejahtera. "Karyawan jangan digenjot," demikian peringatan Presiden kepada para pengusaha yang disampaikan ketika memberikan kuliah perdana pada program doktor Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, Sabtu. Kepala Negara yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono menunjukkan bahwa adalah kenyataan produktivitas para pekerja atau buruh Indonesia jauh di bawah rekan-rekan mereka dari berbagai negara seperti Vietnam bahkan RRC. Yudhoyono yang merupakan doktor ekonomi pertanian dari IPB memberi contoh bahwa buruh di pabrik sepatu di tanah air rata-rata hannya menghasilkan tiga sepatu jika dibandingkan dengan buruh di Vietnam dan RRC yang mampu memproduksi empat sepatu/hari. "Padahal pekerja kita rata-rata seminggu hanya bekerja 40 jam dibandingkan buruh Vietnam dan China yang bekerja 48 jam," kata Kepala Negara pada acara yang dihadiri Menko Perekonomian Boediono, Gubernur BI Burhanuddin Abdullah, serta Menkeu Sri Mulyani. Juga hadir dua guru besar IPB yang pernah menjadi menteri yaitu mantan Mentan Bungaran Saragih serta mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri. Sementara itu, ketika ditanya tentang rencana revisi UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, Presiden menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah meningkatkan produktivitas para buruh atau pekerja. "Manajemen (pengusaha, red) dan para pekerja harus menjadi big family (keluarga besar, red)," kata Kepala Negara. Yudhoyono mengatakan pula jika terjadi unjuk rasa terutama oleh para buruh maka para pejabat diminta untuk berdialog dan memperhatikannya, selama demonstrasi itu berjalan baik dan tidak merusak. Dalam acara yang juga dihadiri Gubernur Gorontalo Fadel Mohammad, Kepala Negara mengatakan dia telah memerintahkan Mendagri Mohammad Ma`ruf untuk mencatat gubernur, bupati atau walikota yang lebih sering berada di Jakarta daripada di wilayahnya masing-masing. "Masak dalam satu bulan di sini selama tiga minggu," kata Yudhoyono sambil mengatakan jika mereka lebih banyak berada di Jakarta maka siapa yang akan memperhatikan daerah-daerah tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006