Depok (ANTARA) - Para dosen Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia melalui kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) memberikan edukasi pengembangan wisata  warga Pulau Rinca di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Desa Pasir Panjang melalui sosialisasi.

"Sebagai destinasi wisata, Desa Pasir Panjang harus siap menghadapi pemenuhan dan peningkatan kualitas pariwisata, terutama dengan adanya gelaran KTT G20 mendatang," kata Dosen Vokasi UI Rangga Wisesa di kampus UI Depok, Selasa.

Dalam rangkaian Pengmas tersebut, para dosen memberikan edukasi pentingnya penyesuaian produksi konten dalam konsep segmentation, targeting, dan positioning (STP), serta pemahaman mengenai unique selling proposition (USP) Desa Pasir Panjang sebagai bagian dari destinasi wisata Pulau Rinca.

Selain Rangga Wiwesa, dosen vokasi UI lainnya adalah Dr. Rahmi Setiawati, Nailul Mona, S.I.Kom., dan Nur Fadilah Dewi, MKM.

Baca juga: Permen kombucha Inovasi mahasiswa UI atasi masalah pencernaan

Rangga mengatakan dalam pengembangan desa wisata, UMKM turut memainkan peran penting. Edukasi juga diberikan kepada para pelaku UMKM setempat mengenai pentingnya branding dan packaging. Keduanya perlu disematkan dalam implementasi kewirausahaan di desa tersebut.

"Tak hanya untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk,branding dan packaging yang baik dan menarik juga merepresentasikan kualitas dari sebuah produk," katanya.

Menurut dia pemanfaatan media digital dalam proses promosi desa wisata pun perlu diperhitungkan, tentunya dengan tetap menjunjung penerapan etika di media sosial. Literasi digital menjadi penting.

Dalam paparan edukasinya, Rahmi Setiawati menekankan bahwa masyarakat perlu sigap untuk mengangkat maupun menelusuri kebenaran berita yang ada sehingga berita hoaks dapat diminimalisir dengan distribusi informasi yang baik.

Selain itu, Ia juga memaparkan cara menghasilkan ide konten kreatif dan menarik untuk melakukan promosi Desa Pasir Panjang dengan tetap menanamkan prinsip bermedia sosial secara etis.

Dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan desa wisata, dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, baik fisik maupun mental. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk dalam 5 besar provinsi di Indonesia dengan angka stunting yang tinggi.

Nur Fadilah Dewi mengatakan untuk itu, langkah preventif menjadi penting sebagai penanganan awal yang harus dilakukan secara menyeluruh. Dalam upaya preventif pencegahan stunting, seribu hari pertama kehidupan pada anak, stimulasi pengasuhan, dan penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan merupakan fase penting dalam kehidupan seorang anak.

"Jika fase tersebut dapat berjalan sesuai dan menyeluruh, maka diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas SDM dalam polahidup sehat tanpa kurang gizi," kata Dewi.

Baca juga: Psikolog UI: Pembelajaran tatap muka tetap diperlukan

Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, mengatakan bahwa kegiatan pengmas yang dilakukan para dosen Vokasi UI tersebut dapat membantu peningkatan kualitas SDM Indonesia, khususnya untuk tujuan pengembangan destinasi wisata.

"Pengembangan destinasi wisata yang diikuti dengan pemanfaatan media digital menjadi pilihan yang brilian untuk direalisasikan pada tempat-tempat yang berpotensi dan memiliki nilai jual guna meningkatkan devisa negara," ujar Padang.

Baca juga: Dosen Psikologi UI: Menjadi manusia dewasa tantangan di era digital

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022