New York,  (ANTARA News) - Harga minyak naik tipis pada Jumat waktu setempat, menyusul lebih lembutnya  perkiraan kontraksi ekonomi di Amerika Serikat dan kekhawatiran akan terjadinya pemogokan yang memperlemah instalasi penyulingan dan pipa saluran minyak Amerika.

AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk Maret naik 24 sen menjadi 41,68 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret bertambah 24 sen menjadi 41,68 dolar AS per barel di InterContinental Exchange, London.

Harga minyak mentah light sweet sempat menembus 43 dolar AS, setelah data pemerintah AS menunjukkan ekonominya menyusut 3,8 persen dalam kuartal keempat  2008.

Ekonomi AS adalah konsumen  energi terbesar di dunia.

Kontraksi ekonomi antara Oktober dan Desember 2008 merupakan kinerja terburuk dalam 26 tahun dan merupakan akselerasi penurunan paling tajam dalam aktivitas ekonomi, setelah jatuh 0,5 persen dalam kuartal ketiga.

Namun gambaran tersebut tidak seburuk yang dicemaskan, dengan para analis rata-rata memprediksi sebuah penurunan tahunan 5,5 persen.

Itu "lebih baik" dari proyeksi sebagian besar ekonom, kata Mike Fitzpatrick dari MF Global. "Harga minyak mentah sempat terdorong naik di atas 43 dolar AS sebelum turun kembali."

Kemungkinan pemogokan sekitar 26.000 pekerja minyak juga  menjadi  dukungan bagi kenaikan harga, kata Fitzpatrick.

Serikat pekerja kilang penyulingan dan pipa saluran  minyak seluruh Amerika Serikat sedang bersiap untuk mogok kerja akhir pekan ini, jika negosiasi dengan perusahaan minyak utama  tidak menghasilkan sebuah kontrak yang diperbaharui, kata laporan.

Pemogokan oleh anggota serikat United Steelworkers dapat memukul lebih dari separuh dari kapasitas penyulingan nasional.

Serikat pekerja mewakili sekitar 30.000 pekerja industri minyak di instalasi pemyulingan, pabrik petrokimia, terminal minyak, ladang dan pipa saluran, berakhirnya kontrak tiga tahun meliputi 26.000 dari mereka.

Mereka termasuk lusinan pekerja perusahaan-perusahaanm termasuk Chevron, BP, Shell dan ConocoPhillips.

"Pembicaraan berjalan lambat," kata juru bicara serikat pekerja Lynn Baker seperti dikutif Los Angeles Times. "Tapi kami optimis bahwa kami dapat memperoleh kontrak yang jujur dan pantas."Baker mengatakan poin pendukung terbesar adalah isu-isu perawatan dan kesehatan, serta keamanan.

Sementara itu OPEC mengatakan akan mempertimbangkan pegurangan produksi lanjutan untuk mendukung pasar menghadapi jatuhnya permintaan akibat perlambatan ekonomi global.

Para anggota OPEC perlu sebuah harga minyak di atas 50 dolar AS untuk membuat ekspor bermanfaat, kata kepala kartel  itu pada hari Kamis.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, dalam setahun terakhir telah menurunkan produksinyan total 4,2 juta barel per hari, karena harga minyak merosot dari rekor tertinggi 147 dolar AS pada Juli.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009