Batam (ANTARA) - Peserta dari Singapura dan Malaysia turut meramaikan perlombaan lari maraton Batam Batu Ampar 10 K yang diadakan di Batam Kepulauan Riau, Minggu (11/9) pagi.

"Ada sekitar 50 orang dari Singapura dan Malaysia dari 750 peserta yang ikut dalam acara ini," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardi Winata usai kegiatan di Batam.

Tidak hanya dari negara tetangga yang memang jaraknya sangat dekat dengan Batam, kota-kota lain dari luar Provinsi Kepri juga banyak yang mengikuti acara ini.

"Ada yang dari Sumatera Utara, Sumatera Barat dan ada juga yang dari Salatiga (Jawa Tengah)," ungkap Ardi.
​​​​
Ajang yang sudah lama tidak digelar ini kata Ardi, selain untuk meningkatkan minat masyarakat dalam olahraga maraton ini, sekaligus untuk memperlihatkan kepada peserta bahwa infrastruktur Batam yang sedang dibenahi.

"Kami ingin memperlihatkan kepada para peserta yang ikut untuk melihat perkembangan Kota Batam," katanya.

Baca juga: Maybank Marathon 2022 di Bali jaring 800 pelari dari luar negeri

Menurut Ardi ajang Batam Batu Ampar 10K sangat sukses karena dilihat dari jumlah peserta yang melebihi target.

"Pesertanya ada 750 orang, tapi awalnya kami targetkan hanya 500 orang peserta saja. Karena event ini sudah lama tidak digelar dan animo masyarakat yang hendak ikut di saat terakhir itu sangat banyak sekali, kalau kami tampung semua mungkin ada sekitar 1.500 orang yang ikut," ucapnya.

Pembatasan peserta itu kata Ardi, karena banyak persiapan matang yang harus dilakukan.

"Butuh persiapan yang matang untuk ini, baik itu dari pakaiannya, konsumsi dan sebagainya, jadi sangat banyak yang perlu dipersiapkan dan tidak bisa dikerjakan dalam waktu singkat. Tapi tidak apa-apa, ini evaluasi kami untuk tahun depan karena event ini peminatnya banyak," kata dia.

Batam Batu Ampar 10K ini mendapat respon yang bagus dari salah satu peserta, Andreas (41 Tahun). Menurutnya acara ini bisa digelar rutin setiap tahunnya.

"Tapi tahun depan kalau ada kelas yang 20 kilometer, itu lebih mantap," katanya.

Begitu juga peserta yang berasal dari Tunisia, Mohamed Dhia Othmani (16 Tahun). Dia yang ikut orang tuanya bekerja di Batam, senang dengan adanya lomba lari maraton ini. Dia bahkan berhasil finis di nomor 24.

"Ini pertama kali saya ikut dan teman-teman saya tidak ada yang percaya saya bisa finis di 25 besar," kata dia menceritakan pengalamannya.

Baca juga: Layanan medis mumpuni diperlukan guna cegah kematian saat lari maraton

Baca juga: Dokter sarankan pelari segera tangani cedera agar tak sakit berlanjut

Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022