Jakarta (ANTARA) - Dewan Pengelola Dana Perantara Keuangan untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi (Financial Intermesiary Fund for Pandemic Prevention Preparedness and Responses/PPR-FIF) menggelar rapat perdana secara virtual pada Kamis-Jumat (8-9/9) untuk menunjuk ketua.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa penguatan arsitektur kesehatan global adalah isu prioritas utama dalam Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 sehingga pertemuan ini merupakan tonggak penting dalam menghasilkan tindakan nyata.

"Terima kasih atas kerja keras dari Satuan Tugas Kementerian Keuangan dan Kesehatan, khususnya juga untuk kolaborasi Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah mengembangkan dan merancang PPR FIF, dengan komitmen bersama yang kuat untuk mewujudkan inklusivitas dengan tata kelola dan pengaturan operasi yang simpel dan fleksibel serta memiliki keterikatan yang kuat dengan G20," kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Minggu.

Dalam kesempatan tersebut para peserta pertemuan memilih dua ketua (co-chairs) Dewan Pengelola yang terdiri dari Muhamad Chatib Basri dari Indonesia dan Daniel Ngajime yang merupakan Menteri Kesehatan Rwanda.

Dalam sambutannya sebagai co-chair terpilih, Chatib Basri menyampaikan bahwa pendirian FIF akan dilihat sebagai sinyal yang jelas oleh masyarakat internasional sebagai aksi nyata G20 untuk secara kolektif dan kolaboratif mengambil pelajaran dari pengalaman bersama dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: G20 RI kumpulkan 1,3 miliar dolar AS Dana Perantara Keuangan

Indonesia juga dapat menerima manfaat langsung dari kontribusi yang dibayarkan kepada PPR-FIF karena juga dapat menjadi penerima dana guna menjalankan program reformasi kesehatan dalam negeri, khususnya untuk menangani pandemi.

Adapun sejauh ini, terdapat empat belas anggota G20 yang telah secara resmi berkomitmen atau menyatakan niatnya untuk berkontribusi bagi PPR-FIF tiga negara telah menyampaikan dukungan untuk berkontribusi, begitupula dua negara non-G20 serta tiga organisasi filantropi.

Sejauh ini kontribusi resmi kepada PPR-FIF tercatat mencapai sekitar 1,4 miliar dolar AS.

"Sebagai Presidensi G20 2022, Indonesia akan terus menempatkan diri dalam posisi yang strategis untuk terlibat aktif dalam pembahasan dan menjaga keberlanjutan PPR-FIF, bersama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, sebagai bagian dari upaya bersama untuk memperkuat arsitektur kesehatan global," kata Sri Mulyani.

PPR-FIF bertujuan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memperkuat upaya membangun PPR pandemi yang juga akan melengkapi upaya berbagai lembaga pembiayaan yang ada, dengan fleksibilitas untuk bekerja melalui berbagai lembaga pelaksana.

Upaya pembentukan PPR-FIF dimulai pada masa Presidensi G20 Italia 2021 dengan G20 membentuk Panel Independen Tingkat Tinggi untuk mengusulkan hal-hal utama terkait pembiayaan yang dapat diatur secara sistematis dan berkelanjutan, untuk mengurangi kerentanan dunia terhadap pandemi di masa depan.

Baca juga: G20 Indonesia targetkan dana perantara beroperasi September 2022

Baca juga: Indonesia galang komitmen FIF melalui rangkaian diplomasi G20


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022