Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar setiap daerah menaikkan produksi berasnya sebesar lima persen untuk mencapai tahap swasembada pangan nasional. "Saya minta para gubernur dan bupati yang daerahnya memiliki lahan sawah masing-masing bisa meningkatkan produksinya 5 persen saja. Sehingga tahun depan kita tidak perlu impor beras lagi," kata Presiden dalam sambutannya pada peresmian pabrik Pupuk Kujang 1 B di Cikampek, Karawang, Senin. Menurutnya, permintaannya itu tentu sangat mudah untuk dipenuhi oleh daerah-daerah yang memiliki potensi persawahan yang besar. "Saya akan mencatat dalam lembar sejarah negeri ini para gubernur dan bupati yang bisa mencapai target ini, karena telah membangun kesejahteraan rakyat Indonesia," katanya. Dikatakannya, tekad untuk mencapai swasembada pangan bukanlah mimpi yang tidak mungkin tercapai, karena dengan semangat dan kebersamaan rakyat, semua bisa tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan 220 juta penduduk, lanjutnya, Indonesia membutuhkan 32 juta ton beras dan 3,8 juta ton gula per tahun. Suatu jumlah yang besar untuk dicapai secara swasembada. "Suatu saat swasembada pangan dapat dicapai paling tidak pada tahun 2010 ada empat komoditas yaitu beras, gula, jagung dan daging sapi bisa mendekati angka untuk swasembada," katanya. Sedangkan pada 5 tahun berikutnya diharapkan komoditas kedelai bisa juga mencapai angka swasembada. "Banyak sekali di antara kita termasuk saya yang mengkonsumsi tahu dan tempe, tetapi ternyata kedelainya impor dari Amerika Serikat dan negara lain. Kenapa itu tidak kita produksi sendiri," katanya. Menurutnya, Indonesia sudah mencapai swasembada pangan pada tahun 1980, namun tidak bisa dipertahankan karena faktor musim, penyempitan lahan dan tertinggalnya teknologi. Untuk itu, dengan melakukan revitalisasi pertanian maka diharapkan dapat meningkatkan produksi dan menjaga ketahanan pangan nasional guna mencapai swasembada pangan. Langkah utama, lanjutnya, adalah dengan memperluas areal sawah di seluruh Indonesia terutama di wilayah timur dan dengan meningkatkan produksi pupuk. "Dengan peresmian pabrik pupuk ini, dari kapasitas 570 ribu ton menjadi 1,140 juta ton, diharapkan bisa meningkatkan produksi pertanian, terutama padi dan palawija," katanya. Hadir dalam peresmian itu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Mentan Anton Apriantono dan Meneg BUMN Sugiharto.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006