Jakarta (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) kini bergabung dengan sekitar 30 negara lainnya yang mencatat kasus virus polio "turunan vaksin" sirkulasi (circulating vaccine-derived poliovirus/cVDPV) yang diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demikian diungkapkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS pada Selasa (13/9).

Virus polio yang ditemukan di New York, baik dari kasus polio yang menyebabkan kelumpuhan pada orang dewasa yang tidak divaksinasi di Rockland County di New York dan pada beberapa sampel air limbah dari permukiman di dekat tempat tinggal pasien, memenuhi kriteria WHO untuk cVDPV, menurut CDC.

Itu berarti virus polio terus menyebar di Rockland County dan sekitarnya, kata CDC.

Urutan genetik virus yang berasal dari pasien di Rockland County dan spesimen air limbah yang diambil di New York telah dikaitkan dengan sampel air limbah di Yerusalem, Israel, dan London, mengindikasikan penularan di tengah masyarakat, imbuh CDC.

Kasus cVDPV terjadi saat kekebalan lokal terhadap virus polio cukup rendah sehingga memungkinkan penularan berkepanjangan dari virus asli yang telah dilemahkan pada vaksin polio oral, urai CDC.

Saat virus tersebut bersirkulasi dan semakin banyak perubahan genetik terjadi, virus itu dapat memperoleh kembali kemampuannya untuk menginfeksi sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan.

"Vaksinasi polio merupakan cara teraman dan terbaik untuk melawan penyakit yang melemahkan ini, dan sangat penting bagi warga yang belum divaksinasi di komunitas-komunitas ini untuk segera melengkapi vaksinasi polio," ujar Jose R. Romero, Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional CDC AS. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022