Surabaya (ANTARA News) - Sedikitnya lima kapal perang TNI AL kini mengadakan patroli di perairan sekitar Papua yang berbatasan dengan Australia, termasuk menjaga kemungkinan bertambahnya warga negara Indonesia yang berusaha mencari suaka ke negara tetangga tersebut. "TNI AL mem-BKO-kan dua kapal, yakni KRI Layang dan KRI Sutedi Senaputera ke Lanal Merauke dan kemarin ada dua atau tiga kapal lagi yang bertugas untuk pengamanan kunjungan presiden ke Merauke," kata Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful, kepada ANTARA di Surabaya, Rabu. Ia tidak mengelak ketika ditanya apakah kapal TNI AL itu juga akan mengawasi kemungkinan adanya warga negara RI yang pergi ke Australia menggunakan jalur itu kemudian meminta suaka. "Tentu saja ada perhatian kapal TNI AL ke arah sana. Misalnya jika kapal TNI AL menemui adanya kapal yang mengangkut orang dengan kondisi mencurigakan, tentunya akan dilakukan pemeriksaan. Bagaimana setelah itu, tergantung pada adanya kesalahan atau tidak," katanya. Kadispen bercerita bahwa kasus permintaan suaka 42 warga Papua ke Australia beberapa waktu lalu memang menggunakan jalur laut. Hanya saja kapal kecil yang digunakan para pencari suaka itu kemungkinan besar tidak memiliki surat izin berlayar. "Mereka menggunakan kapal nelayan dan keluar secara diam-diam. Sebelum mereka tiba di Australia, TNI AL pernah menerima telepon dari Australia yang kemungkinan dari LSM menanyakan apakah mengetahui posisi kapal tersebut, termasuk apakah TNI AL memberikan bantuan SAR. Kami jawab tidak tahu, apalagi bantuan SAR," katanya. Ia menambahkan saat itu kemungkinan gelombang laut besar dan posisi kapal yang ditumpangi 42 warga Papua tidak diketahui, sehingga beberapa kalangan di Australia mengkhawatirkan keberadaan mereka. Selain di perairan yang berbatasan dengan Australia, TNI AL juga menyiagakan tiga kapal perangnya di perairan utara Papua. Kapal-kapal yang dibawah kendali Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmatim itu antara lain, KRI Pandrong dan KRI Taliwangsa. Kapal-kapal TNI AL yang berada di sekitar perairan Papua sebetulnya melaksanakan tugas utama untuk patroli keamanan di laut dari berbagai pelanggaran, seperti pencurian ikan, penyelundupan, pengangkutan kayu hasil penebangan liar dan lainnya. Namun demikian, kata Kadispen, kapal-kapal itu tetap mewaspadai berbagai kemungkinan yang berdampak bagi keamanan di laut akibat perkembangan dari berbagai peristiwa terakhir. (*)

Copyright © ANTARA 2006