Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa bumi mengguncang wilayah Laut Banda, Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku pada Rabu, pukul 18.57.53 WIB dengan magnitudo 5,1 dan kedalaman 83 kilometer.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Rabu, menyampaikan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter terkini dengan magnitudo 4,8.

Ia mengemukakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,00 LS, 131,19 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 178 km barat daya Maluku Tenggara pada kedalaman 83 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Banda," paparnya.

Baca juga: Gempa M 5,1 terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumbar

Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), disampaikan bahwa gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Molu Maru, Wuar Labobar, Kur Selatan dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.

Ia menambahkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: Gempa bermagnitudo 6,1 guncang barat laut Kepulauan Mentawai

Daryono menyampaikan hingga pukul 19.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga diimbau menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022