Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan kesiapannya memberikan tambahan pinjaman kepada Indonesia, seandainya pemerintah RI menginginkan dan tentunya disesuaikan dengan prioritas pemerintah dalam "country borrowing strategy". Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia, Edgar A Cua, mengungkapkan hal itu usai penyampaian "Economic Development Outlook 2006" ADB, di Jakarta, Kamis. "Saya kira pemerintah nanti akan membuat sebuah kebijakan pinjaman luar negeri. Dulu pemerintah tidak punya kebijakan untuk strategi dan pengajuan pinjaman. Nanti tergantung dari kebijakan pemerintah tersebut, apa yang menjadi prioritas dan berapa kebutuhannya. Kita akan lihat berapa yang bisa kami berikan," kata Edgar. Pada 2005, di luar bantuan hibah dan pinjaman yang diberikan dalam rangka tanggap darurat Aceh dan Nias, ADB telah memberikan pinjaman hingga mencapai sekitar 800 juta dolar AS, yang terdiri atas 500 juta dolar AS pinjaman program dan sekitar 298 juta dolar AS untuk pinjaman proyek. "Tidak terbatas. Semua akan tergantung pada situasi. Kita bisa meningkatkan bantuan kita ke pemerintah, tapi proyeksi kami sekitar angka itu," katanya. Sebelumnya, Dirjen Perbendaharaan Depkeu, Mulia P Nasution, mengungkapkan pemerintah akan berusaha menambah pinjaman dari luar negeri, seperti dari Jepang dan ADB untuk menutupi defisit anggaran yang diperkirakan mencapai 1 persen pada akhir 2006 nanti. Saat ini, jelasnya, ADB sedang dalam proses memikirkan sebuah "country strategy" baru untuk pinjaman bagi Indonesia. "Ini bukan hanya dari kami, karena kami harus mendiskusikan dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya. Saat ini porses tersebut masih berlangsung," katanya. Dia menjelaskan wilayah-wilayah yang akan dibantu pembiayaannya oleh ADB dalam "country strategy" yang baru tersebut antara lain mengenai percepatan pembangunan infrastruktur dan jasa infrastruktur dalam kaitan dengan Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) karena pengentasan kemiskinan sangat penting dalam pengembangan kualitas SDM, pemantapan sektor keuangan, dan pembangunan lingkungan "Hal ini sangat penting karena kalau sektor keuangan terbatas dalam hal akses pendanaan dan diversifikasi instrumen keuangan, maka pertumbuhan tidak bisa terjadi," jelasnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006