Jakarta (ANTARA News) - Perolehan zakat di Indonesia baru terserap sekitar 10 persen dari potensi zakat yang diperkirakan mencapai Rp17,5 triliun atau hanya sekitar Rp400 miliar, karena berbagai faktor yang menghambat kegiatan zakat tersebut. "Kecilnya zakat yang bisa diraih lembaga amil zakat antara lain disebabkan regulasi dan kepercayaan yang masih rendah masyarakat terhadap badan amil zakat itu, kata Sekjen Asosiasi Lembaga Pengelola Zakat Indonesia, Didin Hafidhuddin, kepada pers di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan masyarakat masih belum bisa sepenuhnya menyerahkan zakat kepada badan amil zakat, mereka cenderung memberikannnya secara langsung kepada masyarakat, akibatnya peranan amil zakat masih belum optimal. Karena itu badan amil zakat perlu membuat suatu terobosan baru memberikan penerangan yang lebih rinci mengenai badan amil zakat dan zakat tersebut kepada masyarakat, sehingga badan amil zakat itu dapat difungsikan dengan lebih baik. Selain itu faktor kelembagaan, badan amil zakat yang belum profesional juga menjadi salah satu kendala, ujarnya. Meski demikian, Didin lebih lanjut mengatakan perzakatan di dalam negeri dinilai cukup menggembirakan yang terlihat dengan makin bertambahnya orang-orang berzakat dan kepercayaan kepada badan amil zakat yang terus meningkat. Kiprah lembaga zakat untuk berbuat amal makin terasa kegunaannya, sehingga perlu diperluas kelembagaan itu, meski saat ini dinilai masih belum optimal, katanya. Ditanya apakah badan amil zakat itu merupakan lembaga keuangan, bisa saja disebut begitu, namun lembaga tersebut tidak mencari keuntungan, ia merupakan lembaga sosial dan kemanusian yang semata-mata mencari pahala. Yang penting kesadaran masyarakat untuk berzakat dari tahun ke tahun makin meningkat dan kepercayaan ini harus dijaga oleh lembaga sehingga tujuan yang mulia benar-benar dapat dilakukan dengan lebih baik, katanya. Asosiasi Organisasi Pengelola Zakat Indonesia (Forum Zakat) akan menyelenggarakan Munas IV di Pondok Gede, Jakarta, mulai 13 April hingga 15 April 2006 yang akan diresmikan Wakil Presiden Republik Indonesia, yang pada tiga tahun sebelumnya dilakukan di Balikpapan dan di buka Wapress Hamzah Haz. Kegiatan Munas akan diikuti sedikit 200 peserta yang mewakili berbagai lembaga zakat dari seluruh Indonesia dan dihadiri perwakilan dari berbagai negara sahabat yaitu lembaga-lembaga zakat dari Negara Asean, katanya Ketua Forum Zakat (FOZ) Naharus Surur Mues. Ia mengatakan pada Munas ke-IV yang mengambil tema "Zakat sebagai salah satu instrumen pengentasan kemiskinan" akan diisi pula dengan dialog nasional antara lain Program Pengentasan Kemiskinan Pemerintah dengan organisasi Pengelola Zakat. Selain itu, juga akan diisi dengan kegiatan diskusi dan musyawarah, perumusan cetak biru zakat Indonesia dan pemberian penghargaan bagi media elektronik dan pemilihan pengurus baru untuk periode 2006-2009, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006