masyarakat yang membutuhkan bisa datang ke bank eco enzyme, tanpa perlu membeli
Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mendukung gerakan komunitas masyarakat yang membuat eco enzyme dari sisa buah dan sayuran untuk dijadikan berbagai bahan dasar cairan kesehatan yang bisa dilakukan di rumah.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim saat mengikuti kegiatan penyemprotan cairan eco enzyme untuk kesuburan tanaman di Taman Heulang, Sabtu, mengatakan pembuatan eco enzyme oleh setiap masyarakat dapat mengurangi sampah rumah tangga.

"Menurut penelitian ada kasiatnya untuk tanaman, kesehatan, selain itu tentu bisa mengurangi sampah rumah tangga ke tempat pembuangan sampah kita, tetapi ada catatannya semua masyarakat ikut gerakan eco enzyme ini," kata Dedie.

Dedie yang ikut menyemprotkan cairan eco enzyme ke tanaman di Taman Heulang bersama komunitas eco enzyme Nusantara Bogor Raya menunjukkan betapa mudahnya mengimplementasikan cairan tersebut pada tanaman dan pohon.

Baca juga: Bantul sosialisasikan kegunaan eco enzyme untuk pencegahan PMK ternak
Baca juga: Masyarakat Gianyar dilatih membuat eco enzyme untuk cegah PMK

Wakil Wali Kota Bogor itu mendorong kerja sama Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) dengan komunitas tersebut untuk menambah produktivitas tanaman atau pohon yang berbunga, berbuah serta kebersihan udara di sekitar taman.

Di sisi lain, Dedie juga akan meminta PD Pasar Jaya mengkoordinasikan sisa buah dan sayuran di pasar-pasar Kota Bogor untuk dipilah dan dikirimkan ke komunitas eco enzyme.

Koordinator Program Eco Enzyme Nusantara Novita Mahanani menjabarkan bahwa eco enzyme dapat menjadi disinfektan alami, mengobati luka, obat cairan bagi hewan yang terkena penyakit mulut dan kuku dan lain-lain.

Baca juga: Relawan di Kabupaten Malang gunakan eco enzyme untuk penanganan PMK
Baca juga: Wakil Bupati Buleleng imbau masyarakat kelola sampah berbasis sumber

Pembuatan eco enzyme dapat dilakukan semua orang dengan cara yang mudah. Sisa buah atau sayuran dipotong-potong secukupnya kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan ditambah molase atau gula merah kemudian ditutup.

Fermentasi buah, sayuran dengan gula merah atau molase tersebut memerlukan waktu tiga bulan tanpa perlu tindakan-tindakan tertentu.

"Mungkin orang berpikir, tiga bulan lama sekali. Padahal tidak juga setelah dilakukan, karena tidak memerlukan tindakan apa pun. Buah atau sayurannya pun bisa apa saja," jelasnya.

Komunitas Eco Enzyme Nusantara pun, kata dia, telah menyediakan bank eco enzyme di Transmart Kota Bogor dan Dompet Dhuafa Parung. "Masyarakat yang membutuhkan bisa datang ke sana, tanpa perlu membeli," katanya.

Baca juga: Pemprov DKI dukung pengolahan sampah organik agar Jakarta lebih bersih

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022