Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan budidaya anggrek di desa mampu menciptakan iklim ekonomi warga yang merata secara komunal sehingga mendukung pencapaian tujuan SDGs Desa.

"Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan SDGs Desa, maka budidaya anggrek akan mendukung pencapaian tujuan SDGs Desa ke-8, yakni pertumbuhan ekonomi desa merata," kata Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut data BPS, kata Mendes PDTT, pada 2020 Jawa Timur juga telah sukses menghasilkan 4,2 juta tangkai anggrek.

Baca juga: Mendes PDTT bakal kembangkan budidaya anggrek di desa tertinggal

"Di Jawa Timur  sudah ada 301 desa yang mengekspor produk unggulannya. Data BPS tahun 2020 menyebutkan produk anggrek di Jawa Timur mencapai 4,2 juta tangkai," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa dalam acara Batu International Orchid Show Tahun 2022 bersama Perhimpunan Anggrek Indonesia di Batu, Jawa Timur, Minggu (25/9).

Sejalan dengan data BPS tersebut, Gus Halim mengapresiasi padatnya pertumbuhan budidaya anggrek di sejumlah desa di Jawa Timur.

Oleh karena itu, ia menilai peluang budidaya anggrek di Jawa Timur merambah pada pasar internasional kian terbuka lebar. Pasalnya, ekspor produk unggulan desa telah banyak direalisasikan oleh 2.042 desa di Indonesia.

"Singkatnya, desa-desa di Jawa Timur punya potensi besar dalam pengembangan usaha dan budidaya anggrek tak hanya berskala nasional, namun juga internasional. Hal itu yang dilakukan oleh dua ribuan desa di Indonesia," tuturnya.

Baca juga: PUI Balitbang bersinergi kembangkan anggrek Nusantara

Ia berharap kesempatan memperluas budidaya anggrek terus dikonsolidasikan kepada seluruh desa di Jawa Timur.

"Potensi ini harus disinergikan dengan desa-desa di Jawa Timur. Caranya dengan memberikan pelatihan budidaya anggrek kepada warga desa, mendorong budidaya anggrek untuk desa-desa yang feasible dengan tanaman anggrek," katanya.

Terkait SDGs Desa ke-8, menurut Gus Halim, di antaranya bertujuan untuk mendukung pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) desa yang rata-rata di atas Rp30 juta, serta mempermudah akses UMKM.

Di sisi lain, menekan tingkat pengangguran terbuka sampai nol persen dan juga berpengaruh terhadap Padat Karya Tunai Desa (PKTD), sehingga dapat menyerap 50 persen lebih pengangguran di desa.

Baca juga: Ditemukan dua jenis baru anggrek Merapi

Ia menambahkan, yang tak kalah penting dalam mencapai tujuan SDGs Desa adalah menggenjot jumlah wisatawan agar terus meningkat.

Dengan demikian, lanjut dia, akan berdampak pada meningkatnya nilai wisata mencapai delapan persen terhadap PDB desa.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022