Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menekankan transformasi dalam sistem kesehatan difokuskan untuk mencegah terjadinya keparahan suatu penyakit yang banyak diderita masyarakat seperti jantung koroner.

“Upaya pencegahan penyakit ini, bertujuan untuk mencegah penyakit itu ke arah keparahan lebih lanjut atau kecacatan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti dalam Talkshow Jantung Sehat untuk Semua yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Menkes: Bill Gates dukung transformasi kesehatan digital Indonesia

Eva menekankan bahwa mencegah suatu penyakit, lebih baik dibandingkan mengobati. Dengan mencegah, biaya atau penanganan yang dilakukan pada pasien jauh lebih kecil, dibandingkan dengan mencegah melalui pengobatan dan terapi yang memiliki nominal sangat mahal.

Lewat transformasi yang dilakukan pada sistem layanan kesehatan, setiap penyakit dapat dideteksi lebih dini. Dengan demikian, penyakit seperti jantung koroner bisa dikontrol atau diintervensi lebih baik sebelum terjadinya keparahan.

Baca juga: Kemarin, pemakaman Azyumardi Azra hingga transformasi kesehatan

Eva menyatakan, Kementerian Kesehatan melalui transformasi sistem kesehatan menargetkan 90 persen keparahan pada penderita hipertensi dapat dikendalikan pada tahun 2024. Sebab hipertensi menjadi salah satu penyebab banyak orang terkena penyakit jantung.

Ia menambahkan, sambil melakukan transformasi, Kementerian Kesehatan juga mengupayakan agar masyarakat bisa memperolah jaminan kesehatan yang diikuti dengan sosialisasi dan peningkatan pengetahuan terkait jantung pada masyarakat.

Baca juga: Kemenkes instruksikan dinas segera terapkan transformasi kesehatan

“Kita upayakan agar setiap masyarakat sudah memperoleh jaminan kesehatan. Itu juga termasuk transformasi sistem kesehatan untuk layanan dan biaya. Di mana kita juga mengharapkan orang yang terkena penyakit terutama penyakit jantung koroner juga menjalankan ‘Patuh’,” katanya.

Salah satu sosialisasi yang diperkenalkan sampai ke tingkat puskesmas adalah menjalankan ‘Patuh’ yakni (P)eriksa kesehatan secara rutin, (A)tasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, (T)etap berativitas fisik dengan aman, (U)payakan diet sehat dan gizi seimbang, serta (H)indari asap rokok, minuman beralkohol juga zat karsinogenik lainnya.

Baca juga: Transformasi primer perluas peran Posyandu untuk seluruh siklus hidup

Dalam kesempatan itu dirinya menyampaikan untuk mencapai target sasaran, Kementerian Kesehatan tidak bisa bergerak sendirian. Penguatan program memerlukan dukungan dari semua pihak supaya program tersebut dapat berjalan secara berkesinambungan dan membuahkan hasil.

“Hasil evaluasi juga harus dilakukan bersama-sama. Setiap Kementerian/Lembaga juga bekerja sesuai tupoksinya masing masing,” ujarnya.

Baca juga: AIPI dorong pemerintah transformasi layanan kesehatan primer
Baca juga: Dokter pastikan pasang "stent" aman untuk atasi jantung koroner
Baca juga: Penyakit jantung koroner bisa dicegah dengan kontrol faktor risiko

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022