Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan perlu ada gerakan peningkatan gizi secara masif untuk mendorong masyarakat meningkatkan konsumsi gizi seimbang sekaligus mencegah kekerdilan pada anak atau stunting.

"Gerakan (peningkatan gizi) yang masif itu diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi gizi yang seimbang sekaligus mencegah stunting," kata Lestari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dia menyebutkan kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan gerakan makan telur, gerakan makan ikan, dan gerakan keanekaragaman sumber pangan. Dia juga mengingatkan gerakan peningkatan gizi perlu dilakukan secara konsisten, bahkan sejak dini.

Pada dasarnya, lanjutnya, target Pemerintah dalam menekan angka prevalensi stunting, dari 24,4 persen di 2021 menjadi 14 persen di 2024, merupakan sebuah keniscayaan apabila didorong dengan gerakan bersama untuk mewujudkannya.

Bahkan, menurut dia, upaya menekan prevalensi angka stunting tersebut harus tetap menjadi perhatian bersama, terutama di tengah berbagai ancaman krisis global di berbagai bidang yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Baca juga: Pemerintah Kota Kupang sediakan Rp18,2 miliar untuk tangani stunting

Oleh karena itu, Lestari pun menilai keseimbangan asupan gizi, ketahanan pangan, dan pengentasan daerah rawan pangan di tengah masyarakat merupakan langkah strategis yang perlu segera diwujudkan demi menghadirkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia sehat dan berdaya saing kuat.

"Keseimbangan gizi dan ketahanan pangan menjadi langkah strategis untuk segera diwujudkan karena pemenuhan pangan merupakan hak setiap warga negara yang harus dijamin kuantitas dan kualitasnya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan tangguh berdaya saing," ujar Lestari.

Dia mengatakan tanpa ketersediaan dan kecukupan gizi seimbang, Indonesia akan mengalami kesulitan dalam menghadirkan anak bangsa yang mampu menjawab tantangan sesuai dengan tuntutan zaman.

Baca juga: KSP targetkan penurunan angka stunting termasuk di perbatasan

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022