Kafein pada ibu menyusui jangan sampai melebihi 300 miligram
Jakarta (ANTARA) -
Konselor laktasi dr. Sarah Audia IBCLC mengatakan memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bisa menurunkan risiko ibu terkena kanker payudara dan kanker kewanitaan lainnya.
 
“Menyusui bisa untuk menurunkan risiko ibu terkena keganasan kewanitaan seperti kanker payudara dan kanker kewanitaan lainnya di kemudian hari,” Sarah yang juga dokter umum itu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
 
Dikutip dari laman Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) wanita yang menyusui bayinya selama minimal satu tahun mengalami penurunan risiko terkena kanker payudara sebesar empat persen dibandingkan mereka yang tidak menyusui.
 
Selain itu, kata Sarah, menyusui bisa sebagai KB alami untuk ibu dengan syarat harus menyusui eksklusif tanpa terputus, bayi masih di bawah usia enam bulan dan ibu belum haid sama sekali.
 
 Baca juga: Ibu perlu bekal pengetahuan tentang ASI lewat kontak dengan konselor

Baca juga: Selasi dorong kakek-nenek dukung ibu menyusui

 
“Itu manfaat (menyusui) untuk ibu sebagai KB alami proteksinya bisa sampai 98 persen,” katanya.

Ia menambahkan manfaat lainnya jika ibu menyusui secara eksklusif biasanya dapat menurunkan berat badan lebih cepat pascamelahirkan dibanding yang tidak menyusui secara eksklusif .
 
Sarah mengatakan, untuk ibu menyusui tidak ada pantangan makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun untuk mendapatkan ASI yang terbaik bagi anak, ibu harus mengonsumsi makanan sehat dan sebisa mungkin menghindari kafein dan makanan mengandung gas berlebih.
 
“Batasan kafein pada ibu menyusui jangan sampai melebihi 300 miligram yang biasanya ada di kopi, teh, coklat, teh hijau dan itu dilihat juga respon ke bayinya. Makanan bergas membuat bayi jadi kembung agar diperhatikan juga dan hati-hati mengkonsumsi ikan yang bermerkuri,” ucapnya.
 
Perlekatan menyusui yang baik tentunya juga akan memberikan nutrisi yang baik kepada bayi, maka itu konsultasi kepada konselor laktasi dinilai Sarah perlu untuk bantu ibu menyusui secara langsung dengan baik.
 
Untuk ibu pekerja, Sarah menyarankan untuk selalu menyusui secara langsung ketika sudah di rumah bersama bayi dan rajin memerah ASI tiga jam sekali jika sedang di kantor.
 
“Sebulan sebelum masuk kerja ibunya persiapan ke klinik laktasi untuk bayinya diajarkan ASI perah, kalau bisa tidak menggunakan dot agar tidak mengganggu proses menyusu dan mencegah terjadinya over feeding,” tutupnya.

Baca juga: Sentra Laktasi : Peran keluarga menentukan dalam keberhasilan menyusui

Baca juga: Hal yang perlu diketahui ibu hamil di kelas laktasi

 

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022