Jakarta (ANTARA) - Bank Sampah Usaha Sejahtera Mandiri (USM) di Kelurahan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, tak hanya menangani sampah, tetapi juga melayani kebutuhan ekonomi warga saat penimbangan setiap sebulan dua kali.

"Kami rata-rata bisa mendapat 200 kilogram (kg), ada botol hingga kardus yang diberikan," kata Ketua Bank Sampah Usaha Sejahtera Mandiri, Yulia Thaher di Jakarta, Kamis.

Yulia menjelaskan, kegiatan rutin setiap sebulan dua kali ini dilakukan pada Selasa di minggu kedua dan keempat.

Bank Sampah Usaha Sejahtera Mandiri (USM) di Kelurahan Pesanggrahan ini telah didirikan sejak Februari 2018 sehingga telah berdiri selama empat tahun sampai saat ini.

Para petugas bank sampah ini terdiri dari lima orang warga sekitar dan dua orang Pekerjaan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di kawasan RW 04 Pesanggrahan.

Baca juga: Bank Sampah di DKI capai tiga ribu titik

Yulia mengatakan, kegiatan ini dilakukan bersama warga atas dasar sukarela untuk mengisi waktu dengan bersosialisasi dan mengelola sampah di kala tidak mengurus rumah tangga.

"Awalnya setiap RW ada bank sampah ya udah kita sama-sama teman pengurus yang mau bekerjasama dan sosialnya tinggi. Jadi waktunya sebagian dihabiskan untuk bank sampah ini," tuturnya.

Dalam pengelolaan sampah, Yulia menjelaskan, nantinya warga datang menyetorkan sampah. Kemudian sampah ditimbang dan dipilah sesuai jenisnya, yakni organik atau anorganik.

Contoh sampah organik yaitu sisa-sisa makanan, dedaunan, ranting atau kayu, kertas, bangkai hewan, kotoran hewan dan manusia.

Sedangkan anorganik, yakni sampah bekas sterofoam, kaca, kaleng, peralatan logam, keramik, dan kemasan plastik.

Baca juga: Pemkot Jakarta Selatan targetkan kurangi 345 ton sampah per hari

Nantinya petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan mengambil dari bank sampah tersebut kemudian dikelola menjadi barang bermanfaat untuk magot, bahan kerajinan tangan dan pupuk.

"Kita tergantung Sudin Lingkungan Hidup yang menampung sampah yg sudah terpilah dan dibawa ke Bank Sampah Induk Gesit di Menteng," katanya.

Menurut Yulia, harga bervariasi pada setiap sampah yang ditimbang, mulai dari Rp300 hingga Rp73 ribu.

"Harga paling murah itu botol beling Rp300 lalu paling mahal ada tembaga merah Rp73 ribu per kg," katanya.
 

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022