Jakarta (ANTARA) - Perwakilan Indonesia mempresentasikan keberhasilan strategi dalam penanganan COVID-19 berbasis pendekatan komunikasi digital dan wawasan perilaku di Kantor Pusat OECD (Organisasi Internasional Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) Paris, Prancis, pada 27 September 2022.

Delegasi Indonesia terdiri atas Akhmad Firmannal, Ardilla Amri, Devie Rahmawati, Rizky Ameliah, dan Zaky Ramadhan dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari 40 delegasi dari sedikitnya 15 negara maju di dunia.

“Kehadiran delegasi Indonesia merupakan sebuah pengakuan terhadap kebijakan dan program kolaborasi yang dijalankan di berbagai kementerian, lembaga, organisasi masyarakat sipil, kampus, swasta, media serta masyarakat di akar rumput," kata Ardilla Amri yang juga merupakan Staf Dubes RI untuk Prancis dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Program Vaksinasi Merdeka yang diinisiasi oleh Polda Metro Jaya, menjadi salah satu studi kasus yang diminta OECD untuk dipresentasikan.

Menurut lembaga yang telah berdiri sejak tahun 1948 itu inovasi program Vaksinasi Merdeka yang menggunakan pendekatan komunikasi sosial, yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat (people centered), dinilai sejalan dengan rekomendasi OECD untuk para pengambil kebijakan di seluruh dunia.

Devie Rahmawati yang juga merupakan peneliti program Vokasi Universitas Indonesia menjelaskan bahwa Vaksinasi Merdeka mengawinkan tiga pendekatan yaitu behavioral insights, penggunaan teknologi digital, serta kearifan sosial, gotong royong.

Baca juga: Mendagri tinjau Vaksinasi Merdeka anak di SDN 36 Pekanbaru

Ketiga pendekatan itu berhasil melahirkan metode penyelenggaraan vaksinasi yang kolosal di berbagai titik dengan biaya penyelenggaraan yang efisien hanya satu dollar Amerika per dosis.

Program Vaksinasi Merdeka juga mampu mengelola ribuan relawan yang bekerja secara bersamaan di satu waktu secara masif dengan penyelenggaraan yang singkat yaitu 17 hari, namun dengan dampak yang terukur

"Capaian warga yang tervaksinasi lebih dari 97 persen, di mana sebelum hadirnya metode Vaksinasi Merdeka, capaian vaksinasi baru mencapai 33 persen,” ujar Devie.

Sementara itu, Zaky Ramadhan selaku inisiator platform Vaksinasi Merdeka mengatakan bahwa metode vaksinasi tersebut telah menjadi acuan praktis penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 di seluruh wilayah Indonesia dan terus berkembang menjadi platform yang mampu memfasilitasi semangat gotong royong (kerelawanan) masyarakat Indonesia dengan kekuatan teknologi.

Head of Open and Innovative Government Division OECD, Carlos Santiso mengatakan, pertemuan itu berlangsung untuk mendengarkan berbagai studi kasus dan capaian berbagai negara di dunia, yang menggunakan pendekatan komunikasi untuk memperkuat tingkat kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah.

"Tidak hanya itu, pertemuan ini juga membagikan insight dari penggunaan Big Data dan Behavioral Study dalam praktik komunikasi publik selama pandemi," ujar Carlos Santiso.

Baca juga: Program Vaksinasi Merdeka Anak memvaksinasi 1,4 juta anak di Jadetabek
Baca juga: Polisi "superhero" ajak anak usia 6-11 tahun untuk vaksin di Jakarta

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022