Jakarta (ANTARA) - Pameran perdagangan untuk industri tenaga angin darat dan lepas pantai internasional "WindEnergy" Hamburg resmi di mulai dengan mengusung slogan "Kini saatnya untuk mengutamakan iklim" (It's time to put climate first), pameran tersebut berlangsung hingga 30 September.

Pameran perdagangan untuk industri tenaga angin darat dan lepas pantai internasional ini diikuti oleh 1.400 peserta dari seluruh dunia, menurut pihak penyelenggara. Untuk menjawab "meningkatnya permintaan akan hidrogen ramah lingkungan," sebuah konferensi terpisah juga akan digelar secara serentak.

Pameran tersebut resmi dibuka oleh Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman Robert Habeck di hadapan kalangan pengusaha dan politisi.

Jerman telah mengambil "langkah penting" dengan reformasi Undang-Undang Sumber Energi Terbarukan (Renewable Energy Sources Act/EEG) baru-baru ini yang meningkatkan laju ekspansi hingga tiga kali lipat, kata Habeck.

Menurut Asosiasi Energi Angin Dunia (World Wind Energy Association/WWEA), Jerman telah meningkatkan kapasitas tenaga anginnya sebesar 1,7 gigawatt (GW) pada 2021. Di tingkat global, China sejauh ini memberikan kontribusi terbesar bagi ekspansi energi angin dengan memasang separuh lebih dari kapasitas 97,5 GW yang ditambahkan tahun lalu.

Sejumlah asosiasi industri terkemuka, termasuk Dewan Energi Angin Global (Global Wind Energy Council/GWEC), mengatakan pada pembukaan pameran tersebut bahwa ekspansi kapasitas tenaga angin global tahunan harus ditingkatkan menjadi hampir 400 GW guna memenuhi tujuan netralitas iklim.

"Hanya kerangka kebijakan yang jelas dan ambisius untuk penerapan energi angin dan terbarukan, dengan visi jangka panjang lebih dari 10 tahun, yang dapat membantu menyelaraskan tujuan energi dan iklim dengan kekuatan pasar," ujar CEO GWEC Ben Blackwell.





 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022