Jambi (ANTARA News) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas ), Prof DR Muladi SH MH, menilai bahwa di Indonesia saat ini telah terjadi krisis kepemimpinan yang indikatornya terlihat adanya 1.100 anggota DPR/DPRD, serta 67 kepala daerah menjadi tersangka dan terpidana. Hal itu jadi tantangan bagi Lemhannas untuk menciptakan pemimpin yang berkualitas, kata Muladi di Jambi, Sabtu, dihadapan unsur Muspida, DPRD Provinsi Jambi dan sejumlah pejabat Pemprov Jambi. Tantangan tersebut, menurut mantan Menteri Kehakiman RI itu, sekaligus merupakan bahan bagi Lemhannas untuk menciptakan pimpinan yang memiliki visi luas dan misi bagus, serta menimbulkan simpati yang diharapkan dari masyarakat. Melihat sekilas persoalan di Jambi tentang kondisi geografis dan masyarakat multi-etnis, serta angka kemiskinan yang tinggi, Muladi menilai, pemda harus mampu potensi wilayahnya secara baik. Persoalannya, menurut mantan Menteri Sekretaris Negara RI tersebut, bagaimana pemda dan potensi masyarakat secara bersama-sama membebaskan rakyat dari kemiskinan, antara lain akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan dampak dari pemberantasan pembalakan kayu liar (illegal logging). Selain itu, pengangguran cukup banyak merupakan pilihan yang tak bisa dihindarkan, sehingga memerlukan kepemimpinan berkualitas. Gubernur Lemhanas smenegaskan angat setuju dan mendukung yang dilakukan oleh Gubernur Jambi bersama Kapolda setempat bersama instansi lainnya terus berupaya memberantas oembalakan kayu liar. Oleh karena, menurut dia, pembalakan kayu liar sangat membahayakan kerusakan lingkungan baik nasional maupun berdampak bagi dunia internasional jika dibiarkan saja. Mengenai kepemimpinan di Provinsi Jambi, Muladi menilai, duet Zulkifli Nurdin dan Antony Zeidra Abidin yang dipilih melalui Pilkada 2005 lalu dengan perolehan suara 81 persen sangat signifikan dan tertinggi di Indonesia, menunjukkan bahwa kepemimpinan tersebut cukup memadai. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006