Jakarta (ANTARA) - Perusahaan farmasi swasta di Indonesia, PT Etana Biotechnologies Indonesia (PT Etana), menyanggupi proses uji klinik vaksin berplatform mRNA dalam waktu kurang dari dua bulan saat terjadi pandemi di masa depan.

"Kami sangat siap mencegah pandemi di masa depan. Setiap kali pandemi, Etana akan bisa memproduksi vaksin yang siap dalam waktu kurang dari dua bulan," kata Direktur Utama PT Etana Nathan Tirtana dalam jumpa pers pemberian Izin Penggunaan Darurat (EUA) Vaksin COVID-19 Dalam Negeri di Gedung BPOM RI, Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan perusahaan farmasi yang berdomisili di Jakarta Timur itu telah menjalani transfer teknologi pengembangan platform mRNA dengan Abogen-Yuxi Walvax, China.

"Platform mRNA memungkinkan untuk membuat vaksin kurang dari dua bulan, sehingga sangat cepat mengembangkan vaksin baru. Di masa depan apapun pandeminya, Etana akan siapkan dalam dua bulan merampungkan uji klinik," katanya.

Baca juga: AWcorna, merek vaksin COVID-19 berplatform mRNA pertama di Indonesia

Baca juga: BPOM: Swasta rintis produksi vaksin lokal mRNA via transfer teknologi


Dijumpai di lokasi yang sama, Head of Corporate Relationship PT Etana Andreas Donny mengatakan pihaknya telah mengumpulkan total 250 peneliti muda yang seluruhnya berkewarganegaraan Indonesia untuk ambil bagian dalam proses transfer teknologi mRNA dari China.

"Teknologi mRNA paling inovatif yang dibutuhkan untuk memproduksi banyak produk bioteknologi ke depan. Kalau anak muda Indonesia menguasai mRNA, bisa dipastikan Indonesia ke depan akan lebih mandiri di bidang bioteknologi," katanya.

Donny mengatakan transfer teknologi merupakan cara tercepat bagi suatu negara dalam mengadopsi ilmu pengetahuan dan pengembangan farmasi.

Teknis transfer teknologi yang ditempuh Etana adalah mengirim 250 peneliti muda Indonesia untuk belajar bioteknologi mRNA ke Abogen-Yuxi Walvax, China.

Etana berkomitmen untuk menambah jumlah peneliti dalam negeri hingga 400 orang dari lulusan terbaik perguruan tinggi farmasi dalam dan luar negeri pada tahun ini.

"Kami kirim orang Indonesia ke China untuk melihat dan mempelajari teknik secara detail sehingga memiliki kemampuan melakukannya sendiri di Indonesia dengan pendampingan langsung dari ahli di China," katanya.

Etana adalah perusahaan start up di bidang Biofarmasi yang mengembangkan aneka produk inovatif pada berbagai macam vaksin, obat- obat kanker, dan produk biologi lainnya.

Etana menjadi perusahaan pertama di ASEAN yang memiliki platform mRNA yang fasilitas produksinya sudah memperoleh sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.

Abogen merupakan perusahaan biotek China terkemuka yang mengembangkan obat-obatan dan terapi berbasis mRNA dengan platform teknologi mRNA dan LNP miliknya sendiri.

"Etana menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mampu memproduksi monoklonal antibodi secara lokal dan mengembangkan platform adenovirus untuk produksi vaksin," katanya.

Perkembangan farmasi dunia telah bergeser dari obat-obat kimia ke produk-produk Biofarmasi (monoklonal antibodi, vaksin, dan produk lain berbasis protein) yang diproduksi dengan Bioteknologi.

Saat ini terdapat dari lebih 250 industri Farmasi di Indonesia dan hanya kurang dari 5 persen yang bergerak di bidang Biofarmasi.*

Baca juga: UI siap berikan kemajuan ekosistem industri kesehatan

Baca juga: Luhut: Pabrik vaksin RI di Pulogadung "curi" teknologi Pfizer

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022