Kami 'set up' diskusinya untuk mendorong agar para partisan bersedia melakukan diskusi secara terbuka, jujur, terus terang
Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong tokoh lintas agama dunia yang menghadiri Forum Religion 20 (R20) untuk saling terbuka dalam mengungkap masalah-masalah keagamaan yang dihadapi di masing-masing negara.

"Kami set up diskusinya untuk mendorong agar para partisan bersedia melakukan diskusi secara terbuka, jujur, terus terang dan langsung meng-address masalah-masalah tanpa ada denial," ujar Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam diskusi FMB9 yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini mengatakan dunia tengah dihadapkan pada sejumlah krisis, salah satunya yang bersinggungan dengan agama. Masalah ini sedang terjadi di berbagai belahan bumi, seperti Timur Tengah, Afrika maupun India.

Permasalahan yang muncul tersebut, kata dia, berangkat dari interaksi umat antaragama kerap kali tidak terjalin mulus. Selama ini, dialog antarpara tokoh agama dianggap terlalu kaku dan formal, sehingga kurang terbuka untuk mengakui secara jujur tentang masalah yang ada.

Baca juga: PBNU sebut sekitar 160 tokoh lintas agama dunia akan hadiri Forum R20

Baca juga: PBNU: Forum R20 akan jelaskan fungsi Pancasila dalam merawat harmoni


Maka dari itu, menurut Gus Yahya, Forum R20 menjadi jembatan untuk mencari jalan keluar mengakhiri masalah-masalah tersebut.

Ia mengatakan para tokoh pemimpin agama diajak untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang bersinggungan dengan agama hingga ke akar-akarnya.

Setelah itu, mereka bersama-sama diajak untuk merumuskan dan menyepakati upaya-upaya nyata untuk menghentikan berbagai problema tersebut, demi menciptakan kehidupan yang damai dan welas asih.

"Kalau sudah ada titik terang tentang masalah ini maka pemimpin agama akan ada dalam posisi menawarkan kontribusi dari agama," kata dia.

Gus Yahya juga menyebut forum R20 menjadi momen penting karena akan hadir Rabithah Alam Islami atau Liga Muslim Dunia dan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), kelompok nasionalis Hindu sayap kanan India.

Menurutnya, mengundang RSS di satu sisi memang akan dipandang sebagai hal yang kontroversial. Tapi bagi PBNU justru menjadi upaya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di India.

"Tapi dalam perspektif lain yang kami pakai, bahwa justru melakukan engagement dengan aktor-aktor yang dianggap sebagai aktor problematis ini adalah salah satu cara yang paling konkret untuk melakukan upaya penyelesaian masalah," kata dia.

Baca juga: PBNU jelaskan alasan undang RSS India ke Forum R20

Baca juga: NU-India berdiskusi untuk atasi ancaman terhadap minoritas di India

Baca juga: PBNU undang ulama sedunia ikuti Muktamar Fikih Peradaban pada 2023

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022