Kebocoran sampah dari daratan yang masuk ke laut sangat berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) menyerahkan sarana dan prasarana Tempat Pembuangan Sampah/Pusat Daur Ulang (TPS/PDU) kepada kelompok penggiat sampah di Bima,  Nusa Tenggara Barat, sebagai upaya kampanye kebersihan pesisir dan laut.

KKP bersama Komisi IV DPR RI dan Pemerintah Daerah Kota Bima menyerahkan bantuan tersebut kepada kelompok Penggiat Sampah "Bank Sampah Berjaya” berupa motor angkut sampah, mesin pres sampah plastik, tempat sampah outdoor, dan prasarana pendukung lainnya pada masyarakat di Kelurahan Ule Mekar Baru, Kota Bima.

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (P4K) Muhammad Yusuf Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, menjelaskan Kelurahan Ule Mekar Baru menjadi lokasi sasaran penyaluran bantuan pemerintah sarana dan prasarana TPS/PDU dikarenakan wilayah ini merupakan kelurahan pesisir yang letaknya di bibir laut, serta dekat dengan pasar dan pelabuhan.

Baca juga: Luhut ungkap keinginan RI bisa olah sampah sendiri jadi energi listrik

Lokasi yang menjadi persinggahan sampah dari segala penjuru ini akan semakin memburuk kondisi lingkungannya akibat sampah laut yang dipengaruhi oleh pasang surut. Selain itu kondisi diperparah dengan minimnya fasilitas pemungut sampah laut, serta rendahnya kesadaran masyarakat sekitar dan pedagang pasar.

“Kebocoran sampah dari daratan yang masuk ke laut sangat berdampak pada sektor ekonomi dan pariwisata juga mengganggu kehidupan biota laut, ekosistem pesisir dan kesehatan manusia," kata Yusuf.

Dia mengatakan apabila sampah plastik ini tak dikendalikan dan dikelola dengan baik, akan terjadi proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan atau dimakan oleh plankton atau ikan. Kemudian juga akan berdampak terhadap sektor perikanan dan masuk ke jejaring makanan (food-chain) yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manusia.

Penyaluran bantuan TPS/PDU ini, menurut Yusuf dilakukan sebagai bentuk aksi terhadap penanganan dan pengelolaan sampah.

“Melalui bantuan tersebut, diharapkan kelompok tidak hanya mampu membeli sampah dari nasabah bank sampah dan menjual ke pengepul besar saja, namun dapat terus berkembang menjadi pengepul besar sampah dalam bentuk press dengan produksi yang menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi sebagai pendapatan,” katanya.

Baca juga: Lantamal IX bersihkan lima ton sampah dari Teluk Ambon

Bantuan TPS/PDU menjadi stimulan bagi kelompok dan masyarakat sekitar untuk menggerakkan perekonomian berbasis pada kebutuhan masyarakat di wilayah setempat. Karenanya, agar dapat mengelola sampah secara bijak, diperlukan dukungan seluruh pihak, baik di tingkat kecamatan, kelurahan maupun masyarakat sekitar.

Sementara itu, Ketua Kelompok Bank Sampah Berjaya Iksan menyambut baik bantuan sarana dan prasarana KKP. “Ini sangat membantu kelompok dalam proses pengiriman sampah plastik. Alat press ini dapat memperkecil volume sampah plastik yang akan dikirim ke pengepul besar sehingga menghemat biaya pengiriman. Selain itu, kendaraan roda tiga juga sangat membantu dalam memperluas pelayanan jemput bola sampah ke rumah-rumah pelanggan,” katanya.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022