Kotabaru (ANTARA) - Pencarian terhadap korban tanah longsor di lokasi tambang emas di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan dihentikan karena curah hujan tinggi dan cuaca buruk.

"Tim terpaksa menghentikan pencarian korban tanah longsor, karena kondisi alam di lokasi sangat berbahaya akibat curah hujan tinggi dan yang lainnya," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotabaru Hendra Indrayana di Kotabaru, Kamis.

Data sementara korban tanah longsor di lokasi tambang emas di Desa Bulu Kuning Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru pada Senin (26/9), sebanyak sembilan orang meninggal dunia, enam orang luka-luka dan dua orang masih belum ditemukan.

Korban yang menderita luka-luka sebanyak enam sebagian masih di rawat di rumah sakit terdekat dan dirawat di rumah keluarga dan rumah masing-masing.

Baca juga: Dua korban longsor tambang emas di Kotabaru Kalsel belum ditemukan

Baca juga: Basarnas temukan jasad korban ketujuh longsor tambang emas di Kotabaru


Sedangkan dua orang korban lainnya hingga saat ini masih belum ditemukan.

Dua orang korban yang belum ditemukan tersebut yakni, Ravi (28) asal Rantau Kabupaten Tapin dan Parin (25) asal Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Korban meninggal dunia yaitu Wahid (35) warga Pemangkih Kabupaten Banjar, Padliannor (50), Inal (31), dan Salman (30) warga Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, sedangkan dua korban yang diperkirakan suami istri masih belum diketahui identitasnya.

Sedangkan lima korban luka-luka yaitu Isay (50) warga Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, Asul (40) Batu Kajang, Hamidah (46) Sungkai, Anang Suryadi (60) Sungkai dan Mardiah (50) Sulawesi.*

Baca juga: Basarnas secara manual dan mesin alkon cari korban longsor Kotabaru

Baca juga: Basarnas cari sisa lima korban longsor tambang emas di Kotabaru Kalsel

Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022