Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh mengeluarkan pernyataan status darurat banjir setelah bencana tersebut meluas di berbagai kecamatan akibat hujan lebat terus menerus mengguyur daerah itu.

Kepala Bagian Kehumasan Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Utara Hamdani di Aceh Utara, Kamis, mengatakan penetapan dan pernyataan darurat banjir dikeluarkan setelah rapat dan evaluasi dengan seluruh pemangku kebijakan terkait di daerah itu.

"Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Aceh Utara mengakibatkan meluapnya sejumlah sungai seperti Krueng Keureutoe, Krueng Peutoe, Krueng Pirak, Krueng Nisam, Krueng Sawang, dan Krueng Pase, sehingga menyebabkan banjir," kata Hamdani

Dia mengatakan pernyataan pemerintah daerah dengan status darurat banjir dikeluarkan Penjabat (Pj) Bupati Aceh Utara Azwardi pada 5 Oktober 2022.

Baca juga: BMKG: Waspadai potensi banjir di wilayah timur Aceh

Baca juga: BPBA: 34.060 korban banjir Aceh Utara mengungsi di 28 titik


Hamdani mengatakan dalam surat pernyataan tersebut menyebutkan bahwa akibat meluapnya beberapa sungai menyebabkan banjir yang merendam sedikitnya 12 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara.

Adapun kecamatan yang terendam banjir yakni Pirak Timu, Matangkuli, Lhoksukon, Tanah Luas, Samudera, Kecamatan Cot Girek, Muara Batu, Geureudong Pase, Langkahan, Dewantara, Nibong, dan Paya Bakong.

Hamdani mengatakan banjir merendam berbagai sarana dan prasarana publik, lahan pertanian, perkebunan, pemukiman penduduk. Bencana tersebut juga menghentikan aktivitas perekonomian masyarakat.

"Banjir juga menyebabkan pengungsian penduduk karena rumah mereka terendam. Serta terjadinya longsor di tebing sungai, termasuk merendam lahan pertanian, perkebunan, dan menghambat transportasi masyarakat," kata Hamdani.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara menyatakan belasan desa dari tiga kecamatan di kabupaten tersebut dilanda banjir akibat hujan sejak sehari terakhir.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Aceh Utara Mulyadi mengatakan ketinggian banjir di belasan desar tersebut berkisar setengah hingga satu meter.

"Hingga saat ini, kami mencatat ada 19 desa yang dilanda banjir. Warga sejumlah desa terdampak banjir juga sudah ada yang mengungsi," kata Mulyadi.

Adapun desa yang dilanda banjir tersebut yakni di Kecamatan Lhoksukon sebanyak enam desa, yakni Desa Meucat, Desa Buloh LT, Meunasah Rayeuk, Meunasah Kumbang, Rawa, dan Meunasah Manyang

Kecamatan Matang Kuli dengan 12 desa, yakni Desa Pante Pirak, Desa Siren, Desa Leubok Pirak, Desa Menye Pirak, Desa Tanjong Haji Muda, Desa Beuringen Pirak, Desa Ceubrek Pirak.

Berikutnya, Desa Lawang Pirak, Desa Alue Toe, Desa Hagu, Desa Punti Matang Kuli, dan Desa Tumpok Barat. Serta Kecamatan Pirak Timu hanya satu desa, yakni Desa Beurancan Rata.

Mulyadi mengatakan banjir tersebut selain karena hujan deras juga disebabkan meluapnya air aliran Krueng (sungai) Keuruto dan Krueng Pirak. Luapan air sungai juga merendam lahan pertanian masyarakat.

"Curah hujan dalam beberapa hari ini meningkat, masyarakat diharapkan tetap waspada. Tim BPBD terus memantau wilayah rawan banjir serta mempersiapkan penanganan tanggap darurat ketika banjir," kata Mulyadi.*

Baca juga: Korban banjir yang mengungsi di Aceh Utara mencapai 18.160 orang

Baca juga: 13.708 warga mengungsi akibat banjir di Aceh Utara

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022