Banjarmasin (ANTARA) - Masyarakat Banua Halat di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan kembali menggelar tradisi Ba'ayun Maulud yang diagendakan, Sabtu, 8 Oktober 2022 di Masjid Keramat Al-Mukarramah, diikuti  ribuan orang dari berbagai daerah di Indonesia tercatat dalam peristiwa bersejarah itu.

Bupati Tapin HM Arifin Arpan usai melakukan kunjungan ke Desa Banua Halat memastikan saat ini persiapan dari panitia sudah mantap.

"Saat ini tenda-tenda dan nomor peserta dan ayunan telah dipasang oleh pihak panitia," ujarnya di Tapin, Jum'at.

Baca juga: Barito Utara peringati Maulid Nabi dengan Baayun Maulid

Baayun Mulud adalah kegiatan tradisi mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid.

Catatan pihak panitia pelaksana, saat ini tidak kurang dari 4.400 orang telah terdaftar mengikuti tradisi bahari yang salah satunya memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam saat 12 Rabiul Awal.

"Peserta paling jauh ada rombongan yang dari Lombok, Semarang, Jakarta. Saat ini jumlah pendaftar ada 4.401 orang, malam ini terakhir pendaftaran," ujar Kepala Desa Banua Halat Kanan sekaligus panitia pelaksana Ahmad Suriansyah.

Baca juga: Pemkot Madiun gelar tradisi Garebek Maulud 2015

Peserta tertua dan termuda ada yang berumur 100 tahun lebih dan tujuh hari. Kegiatan tersebut, kata dia, sejak era 2000 ini tidak hanya diikuti oleh anak-anak, namun juga orang dewasa.

Peserta yang ikut dalam perayaan kegembiraan di momentum kelahiran Nabi Muhammad itu, kata dia, ada juga yang menunaikan hajat atau janji diri setelah tujuan hidup berhasil.

Baca juga: Tradisi telur hias warnai peringatan Maulid Nabi

Besok, kata dia, pelaksanaan Ba'ayun Maulud dimulai setelah masyarakat di lima desa di wilayah itu selesai melaksanakan kegiatan maulid di rumah masing-masing.

Kegiatan ini terakhir dilaksanakan pada 2019 atau sebelum COVID-19 melanda, tahun itu tercatat menyerap 4.960 peserta dari berbagai daerah di Indonesia datang ke Tapin.

Baca juga: Tradisi "ampyang" warnai peringatan Maulud Nabi

Sekilas tentang Ba'ayun Maulud ini, kata dia, pada 2008 tradisi itu tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI), dengan peserta terbanyak se-Indonesia pada kegiatan budaya yang pernah ada.

"Waktu itu ada sekitar 1.500 orang yang ikut Ba'ayun Maulud," ujarnya.

Menyusul itu, pada 2015 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan Ba'ayun Maulud mendapat penghargaan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.

Baca juga: Tradisi "Ampyang" Maulud Masih Lestari
Baca juga: "Baayun" wahana pelestarian tradisi di Kalsel
Baca juga: Peserta "Baayun Maulud" di Kalsel Membeludak

Pewarta: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022