Denpasar (ANTARA News) - Organisasi Pemuda Hindu Sedunia (WHYO) pada hari suci Purnama Sasih Kedasa Saka 1927, yang jatuh Rabu 12 April 2006, menyelenggarakan upacara Mendak (pemindahan) Lan Ngelinggihang Pusaka Keris Ganesha peninggalan Keraton Majapahit pada abad ke XIV. "Mendak dilaksanakan dari Puri Surya Majapahit di Kompleks Garuda Wisnu kencana (GWK) hingga ke Sri Maba Patung Ganesha di Lovina, Singaraja. Patung Ganesha tersebut tertinggi di ASEAN," kata Koordinator Humas Mendak Keris Ganesha, Widi Budiman, di Denpasar, Rabu. Upacara tersebut sebagai kelanjutan dari upacara ngelinggihan pratima Ganesha Budha milik Kerajaan Majapahit pada tanggal 1 Januari 2006. Dengan adanya prosesi ritual ini, katanya, maka ada tiga pusaka Kerajaan Majapahit yang akan beristana di Lovina, khususnya di Kompleks Patung Sri Maha Ganesha, yakni Pusaka Patung Ganesha, Patung Budha, dan Keris Ganesha. "Tujuan distanakan Pratima ini adalah untuk menyelamatkan peninggalan leluhur kawistan Majapahit pasca keruntuhan Majapahit dan yang terpenting adalah sesuai dengan petunjuk Niskala bahwa Ganesha perlambang kekuatan Hindu Muda," katanya. Keris Ganesha memiliki panjang 73,5 cm, panjang pegangan 11,5 cm sehingga panjang keris Ganesha adalah 85 cm dengan tiga lekuk yang terdapat pada ujung keris tersebut. Selain itu, bilah keris ini berbentuk Tebu Wulung (Tebu Hitam) beruas 13. Secara Niskala kepindahan keris pusaka Tebu Wulung atau Keris Ganesha ke Bali, khususnya ke Patung Ganesha adalah bagian skenario alam semesta dan Bali serta Singaraja yang akan menjadi pusat kebangkitan kerajaan Majapahit atau kebangkitan Hindu Nusantara yang akan diawali oleh generasi mudanya. "Seperti diketahui bahwa seluruh komponen Dharma (Hindu, Budha, aliran kepercayaan) bahkan pendiri bangsa Indonesia sangat mempercayai kebangkitan Hindu Nusantara dan Majapahit sesuai dengan ramalan Jayabaya," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006