Jakarta (ANTARA News) - Lebih dari 25 persen hutan alam yang ada di Papua telah dibagi-bagikan sebagai konsesi Hak Pengusahaan Hutan (HPH) kepada perusahaan-perusahaan penebangan yang mengekspor produk kayu ke Jepang, AS, Uni Eropa dan Cina, kata Greenpeace Asia Tengggara. "Perusahaan tersebut telah menggunduli banyak hutan-hutan di Indonesia. Jadi mereka harus dihentikan sebelum hutan utuh terakhir kita di Papua habis," kata Direktur Eksekutif Greepeace Asia Tenggara Emmy Hafild di Jakarta, Rabu. Menurut dia, Pemerintah Indonesia harus memberlakukan moratorium terhadap kegiatan penebangan komersial berskala besar dalam cakupan hutan utuh Indonesia, dimulai dengan Papua. "Kebijakan-kebijakan nasional dan daerah juga hendaknya dikaji ulang. Tata guna ruang yang tepat juga harus diberlakukan," ujarnya. Angka-angka yang diperoleh dari Departemen Kehutanan menunjukkan bahwa pada akhir 2005, Pemerintah telah mengeluarkan HPH pada 11,6 juta hektar hutan di Papua kepada 65 perusahaan penebangan. Bila ditelaah lebih lanjut, kata dia, perusahaan-perusahaan dimiliki oleh hanya segelintir perusahaan nasional seperti Kayu Lapis Indonesia, Korindo Group (Korea, Indonesia), Barito Pacific (Inggris, Indonesia), Djajanti Group (Indonesia), PT Hanurata (Indonesia) dan PT Wapoga Mutiara Timber (anak perusahanan Rimbunan Hijau, Malaysia). Greenpeace baru-baru ini meluncurkan peta baru yang menunjukkan bahwa hutan-hutan alam di dunia berada dalam keadaan kritis, peta itu juga memberikan bukti bahwa kurang dari 10 persen dari wilayah daratan bumi saat ini yang tetap berupa hutan utuh. Menurut laporan itu, sebagian besar hutan utuh dari hutan alam di wilayah Asia Pasifik telah ditebangi oleh karena permintaan kayu murah dari Jepang, AS, Uni Eropa, dan Cina. "Peta itu memberikan bukti baru dan penting kepada pemerintah akan pentingnya meningkatkan perlindungan hutan alam di seluruh dunia dan khususnya di sini di mana hutan-hutan ditebangi lebih cepat dari tempat manapun di dunia," kata Emmy. Di wilayah Asia Pasifik, kata dia, hampir seluruh hutan yang terletak di dataran rendah telah habis. Sementara itu di dunia hanya bersisa tujuh hutan utuh yaitu di Papua, Amazon, Palagonia, Kongo, Great Bear Rainforest, Eropa dan Rusia. Emmy mengatakan bahwa dalam misinya melindungi hutan-hutan di Papua, kapal utama Greenpeace yaitu Rainbow Warrior merapat dan berada di papua selama lebih kurang satu bulan untuk melakukan kajian lingkungan dan sosial. Dikatakan, belum lama ini Rainbow Warrior menemukan kargo kayu yang akan meninggalkan Papua menuju Jepang, Korea dan AS. "Rainbow Warrior akan merapat di Jakarta pada 22 April dan tinggal selama tiga hari," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006