New York (ANTARA) - Lebih dari 30 tahun sejak pengesahan Undang-Undang (UU) Penyandang Disabilitas Amerika atau Americans with Disabilities Act (ADA), sejumlah dokter bersikap bias terhadap penyandang disabilitas.

Mereka bahkan secara aktif menghindari untuk menerima para penyandang disabilitas itu sebagai pasien, demikian diungkapkan sebuah studi terbaru.

Dalam diskusi kelompok terfokus (FGD) dengan lebih dari 20 dokter AS, para peneliti menemukan bahwa banyak yang mengatakan para dokter tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk merawat pasien penyandang disabilitas. Akomodasi fisik dasar, seperti bangunan dan peralatan medis yang dapat diakses, pun menjadi masalah.

Meski beberapa dokter mengaku telah melakukan upaya terbaik, para dokter lain mengekspresikan sikap negatif dengan mengatakan pasien penyandang disabilitas "merasa spesial".

Para dokter tersebut juga mengatakan memberikan perawatan kepada penyandang disabilitas adalah beban, menurut US News & World Report, Selasa (4/10), dalam laporan penelitian tersebut.

Selain itu, para dokter yang disurvei tersebut bersikeras bahwa hal itu terkait dengan masalah sistem karena sekolah kedokteran dan pelatihan pascasarjana tidak mempersiapkan tenaga kesehatan itu untuk memenuhi kebutuhan pasien penyandang disabilitas.

Masalah besar lainnya adalah penggantian asuransi yang tidak memperhitungkan janji temu lebih lama, yang sering kali diperlukan bagi pasien dengan kebutuhan lebih kompleks, sebut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Health Affairs edisi Oktober tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022