Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT TransJakarta menyatakan pembangunan Halte Bundaran Hotel Indonesia (HI) rampung pada November 2022 mendatang.

Saat ini, halte transportasi massal tersebut telah beroperasi dengan status uji coba dengan waktu terbatas.

Baca juga: Anies inspeksi pembangunan Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia

"Kalau dihitung secara progres memang hampir 95 persen dan sebenarnya sih halte ini sudah bisa kita operasikan walau tidak 24 jam, mungkin akan selesai 100 persen dalam satu setengah bulan maksimal," kata Direktur Operasional PT TransJakarta M Indrayana dalam keterangannya di Jakarta, Minggu malam.

Indrayana mengatakan pekerjaan struktur untuk Halte Bundaran Hotel Indonesia sudah 100 persen selesai, namun masih tahap penyelesaian (finishing).

"Yang saat ini masih ada adalah dalam pekerjaan-pekerjaan finishing dan kelengkapan yang terkait dengan disabilitas seperti lift dan eskalator, kemudian pekerjaan-pekerjaan dari tenant-tenant yang akan bertempat di lantai dua," ucapnya.

Meskipun pembangunan belum rampung 100 persen, Indrayana mengungkapkan Halte Bundaran HI ujicoba operasional sejak pagi hingga pukul 22.00 WIB, agar segera melayani masyarakat.

Baca juga: Anies akan jelaskan soal Halte Bundaran HI halangi cagar budaya

"Memang kami berusaha secepat mungkin bisa segera melayani pelanggan TransJakarta kembali, walaupun kondisinya memang belum selesai 100 persen. Tapi kami menjamin dari aspek keselamatan sudah 100 persen tidak ada toleransi, dan fasilitas lain seperti sky deck untuk memandang Tugu Selamat Datang di lantai dua juga sudah bisa dinikmati," tutur Indrayana.

Diketahui Halte Bundaran HI ini diproyeksikan akan menjadi halte ikonik bersama Halte Integrasi Cikoko Stasiun Cawang, Halte Sarinah (Thamrin), Halte Tosari, dan Halte Dukuh Atas 1.

Seluruhnya termasuk dalam 46 halte TransJakarta yang dilakukan revitalisasi pada 2022. Nilai investasi untuk revitalisasi 46 Halte TransJakarta mencapai Rp600 miliar.

Baca juga: Sejarawan tak ingin ada komersialisasi di situs sejarah

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022