Sensor itu bukan berarti pakai kamera
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memasang alat sensor manual di wilayah rawan bencana pergeseran tanah untuk melakukan deteksi dini.

"Sensor pergerakan tanah, jadi kalau ada pergerakan bisa ketahuan. Banyak kita pasang," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan di Cibinong, Bogor Senin.

Menurut dia sensor yang dipasang bukan berupa peralatan modern, melainkan alat-alat sederhana berupa kayu dan tali, namun dapat memberikan indikasi jika di wilayah yang dipasangi alat tersebut terjadi pergerakan tanah.

"Bukan alat canggih, tapi berupa kayu, kemudian memasang kabel, jadi kalau ada pergerakan (tanah) dia ketarik. Sensor itu bukan berarti pakai kamera dan sebagainya," terangnya.

Yani menyebutkan bahwa pihaknya telah memasang peralatan tersebut di banyak titik yang tercatat memiliki potensi tinggi pergeseran tanah.

Baca juga: BPBD pantau dampak gempa Banten yang terasa di Bogor

Baca juga: Bogor siaga bencana akibat angin kencang dan hujan deras


Sementara, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Aris Nurjatmiko menyebutkan bahwa sebanyak 22 dari 40 kecamatan di daerahnya memiliki potensi menengah hingga tinggi pergeseran tanah.

"Dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor, empat kecamatan berpotensi menengah, 22 kecamatan berpotensi menengah-tinggi pergeseran tanah," ungkapnya.

Deretan kecamatan tersebut yaitu Babakanmadang, Bojonggede, Cariu, Ciawi, Cibinong, Cigudeg, Cileungsi, Cisarua, Citeureup, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol, Klapanunggal, Leuwisadeng, Megamendung, Nanggung, Parung, Sukajaya, Sukamakmur, Sukaraja, Tajurhalang, dan Tanjungsari.

Di samping itu, ia juga mencatat ada 14 kecamatan yang memiliki potensi menengah-tinggi pergeseran tanah disertai banjir bandang atau aliran bahan rombakan.

"Aliran bahan rombakan atau debris flow merupakan fenomena di mana percampuran air, lumpur, dan kerikil mengalir dengan kecepatan tinggi terbawa aliran banjir," terang Aris.

Menurut
​​​​​, data itu didapat BPBD dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Data tersebut merupakan gambaran umum mengenai potensi pergeseran tanah sejak Agustus-September 2022.

Namun, kondisi itu dinilai lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya, karena ada pengurangan beberapa wilayah yang berpotensi tinggi pergeseran tanah.

Maka, Aris mengimbau kepada warga Bogor selalu melihat peta pergerakan tanah yang diunggah BPBD secara berkala di Instagram melalui akun resmi BPBD Kabupaten Bogor bernama @bpbdkabbogor.

"Bagi wilayah yang terdapat potensi tersebut selalu siaga menghadapi bencana. Siapkan tas siaga bencana agar selalu tanggap dalam menghadapi bencana yang datang secara tiba-tiba," ujarnya.

Baca juga: BPBD Bogor paparkan hasil investigasi pergeseran tanah Bojongkoneng

Baca juga: 22 kecamatan di Kabupaten Bogor berpotensi terjadi pergeseran tanah

 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022