Jakarta (ANTARA) - Indonesia dengan statusnya sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, ditambah dengan jumlah penduduk yang besar, dihadapkan dengan tantangan berat di sektor transportasi pada masa pandemi COVID-19.

Ketika berbagai peraturan dikeluarkan oleh pemerintah untuk membatasi pergerakan masyarakat, permintaan terhadap jasa transportasi ikut menurun dibandingkan sebelumnya.

Namun, sejalan dengan pelonggaran syarat perjalanan, pergerakan sektor transportasi terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Permintaan akan jasa transportasi terus meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan peningkatan perekonomian masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, penumpang pesawat udara domestik pada Juni 2022 sebanyak 4,9 juta orang, sedangkan pada Juni 2021 hanya 3,5 juta orang.

Sementara untuk penumpang udara internasional pada Juni 2022 sebesar 0,6 juta orang, sedangkan pada Juni 2021 hanya 0,06 juta orang.

Demikian juga di sektor angkutan laut tercatat jumlah penumpang pada Juni 2022 sebesar 1,6 juta orang, sedangkan pada Juni 2021 hanya 1,4 juta orang.

Selanjutnya di sektor perkeretaapian tercatat jumlah penumpang pada Juni 2022 sebesar 23,5 juta orang, sedangkan pada Juni 2021 hanya 14,6 juta orang.

Tidak hanya jumlah penumpang yang terus menunjukkan peningkatan, angkutan barang melalui jalur laut juga terpantau stabil dengan jumlah mencapai 26,7 juta ton pada tahun 2022, sedangkan di tahun 2021 sebanyak 26,4 juta ton.

Kemudian angkutan barang kereta api tercatat sebanyak 5,2 juta ton pada tahun 2022, sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 4,6 juta ton.

Beberapa capaian positif lainnya, sektor transportasi mampu tumbuh 21,27 persen pada kuartal kedua tahun 2022 dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,44 persen.


Pulih lebih cepat, Bangkit lebih kuat

Slogan "Pulih lebih cepat, Bangkit lebih kuat" yang diumumkan pemerintah dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia pada Tahun 2022 ini seyogyanya dapat diimplementasikan secara nyata.

Dua tahun diterpa badai pandemi COVID-19, sektor transportasi bisa menjadi salah satu titik balik pemulihan ekonomi nasional, seiring dengan kembalinya mobilitas masyarakat.

Pergerakan dan interaksi di dalam masyarakat, besar atau kecilnya tetap membutuhkan jasa transportasi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah menyampaikan bahwa transportasi telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat setelah sandang, pangan dan papan.

Oleh karenanya, kesinambungan ketersediaan pelayanan jasa transportasi dalam memenuhi kebutuhan aktivitas produksi, konsumsi dan distribusi harus mendapat perhatian secara berkelanjutan.

Kesinambungan ketersediaan jasa transportasi di seluruh wilayah merupakan hal yang mutlak, karena fungsi strategis transportasi ikut menciptakan stabilitas dan kelangsungan kegiatan masyarakat serta roda pemerintahan.

Hal inilah yang juga berjalan beriringan dengan program pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk terus membangun konektivitas transportasi.

Puluhan infrastruktur transportasi yang dibangun, seperti jalan tol, terminal, bandara, pelabuhan, hingga jalur kereta api, telah membuktikan bahwa misi pemerintah selama dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi ingin menghubungkan masyarakat serta menghilangkan jarak di antara masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

Namun demikian, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan untuk mencabut status pandemi di Tanah Air, meski penularan COVID-19 cenderung terkendali, ditambah dengan persentase vaksinasi yang relatif cukup tinggi.

Padahal, banyak negara yang saat ini telah melonggarkan berbagai pembatasan dalam menghadapi COVID-19.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyebut bahwa saat ini Indonesia sedang bersiap untuk menuju endemi. Hal ini didasarkan pada parameter penilaian COVID-19 yang terus melandai.

Sebetulnya bukan siap tidak siap, tapi bagaimanapun kehidupan harus berjalan.

Saat ini masyarakat menunggu kebijakan mobilitas tanpa syarat perjalanan. Perjalanan bisnis dan perjalanan wisata diharapkan dapat segera pulih seperti sedia kala.

Demikian juga dengan asa para pelaku usaha di sektor transportasi yang terus menanti okupansi penumpang dan barang kembali seperti pada masa-masa sebelum pandemi.

Efek domino kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dikhawatirkan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat Indonesia secara signifikan, sehingga dapat memicu resesi ekonomi yang lebih buruk.

Harus diakui bahwa transportasi dan logistik tengah tertekan imbas kenaikan BBM, sedangkan di waktu yang sama jasa transportasi terus berupaya melakukan normalisasi operasional.

Sejumlah pakar ekonomi memprediksi bahwa dunia akan menghadapi ancaman resesi ekonomi global yang diperkirakan akan terjadi pada Tahun 2023.

Meskipun demikian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memastikan target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sebesar 1,8 juta - 3,6 juta orang dapat tercapai di ambang batas tengah, yakni sekitar 2,5 juta orang.

Indonesia menunjukkan optimisme dengan menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik akan ditingkatkan pada Tahun 2023 melalui penambahan jumlah penerbangan.

Alih-alih membatasi perjalanan dengan persyaratan dan ketentuan lainnya, sektor transportasi harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan untuk menciptakan perputaran ekonomi.

Yang perlu dilakukan dalam rangka menghadapi ancaman COVID-19 adalah tindakan pencegahan dan pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Selain itu, memastikan bahwa orang yang melakukan perjalanan berada dalam kondisi yang sehat.

Seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, media, akademisi, serta masyarakat harus bahu-membahu berkolaborasi untuk menghadirkan transportasi yang aman dan sehat.

KTT G20 yang akan digelar di Bali pada November mendatang semoga dapat dijadikan momentum untuk membuktikan bahwa Indonesia telah pulih dan bangkit lebih kuat.

Presidensi G20 Indonesia juga diharapkan berperan nyata menyatukan dunia untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. "Pulih Bersama, Bangkit Perkasa”.

​​​

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022