Separuh hasil asesmen E-Jiwa menunjukkan adanya gangguan kesehatan jiwa
Jakarta (ANTARA) - Warga DKI Jakarta diimbau untuk memanfaatkan E-Jiwa dan Sahabat Jiwa untuk melakukan skrining, deteksi dini, dan konsultasi kesehatan jiwa.

"Manfaatkan fasilitas yang telah dikembangkan oleh Dinas Kesehatan, ada E-Jiwa, Sahabat Jiwa, silakan dimanfaatkan dengan baik," kata Ketua Bidang Pengembangan Pelayanan Tingkat Pertama IDI Wilayah DKI Jakarta dr. Verry Adrian, M.Epid dalam acara bincang-bincang yang digelar virtual, diikuti di Jakarta pada Rabu.

Verry mengatakan, skrining dan deteksi dini kesehatan jiwa merupakan hal yang sangat penting mengingat pandemi telah memicu banyak hal yang mempengaruhi kesehatan mental.

"Kita perlu melakukan skrining, dan deteksi dini terkait kesehatan mental. Jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan karena (masalahnya) tidak sejak awal dikelola dengan baik," ujar Verry.

Ia menjelaskan, E-Jiwa merupakan layanan yang dikembangkan untuk membantu masyarakat melakukan deteksi dini atau self assessment terhadap kesehatan mental. Salah satu metode yang digunakan adalah SRQ-29.

Baca juga: Masyarakat diminta tak segan minta bantuan bila mental kurang sehat

Baca juga: Psikolog: Konsumsi makanan bergizi jaga kesehatan mental


"Caranya cukup mudah, tinggal menjawab pertanyaan-pertanyaan saja dengan jujur. Hasilnya nanti bisa dilihat kita masuk ke dalam kategori apa," imbuh Verry.

Verry mengatakan, pemanfaatan E-Jiwa sangat membantu masyarakat melakukan deteksi dini terkait masalah kesehatan jiwa.

Pasalnya, menurut dia, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami masalah tersebut.

"Saya cukup terkejut karena lebih dari separuh hasil asesmen di E-Jiwa itu menunjukkan adanya gangguan kesehatan jiwa. Kadang kita merasa baik-baik aja, ah paling kurang tidur atau kurang jalan-jalan. Tapi ternyata setelah menjawab dengan jujur, ada sesuatu yang salah," katanya.

Sedangkan Sahabat Jiwa, kata Verry, merupakan layanan telekonsultasi kesehatan jiwa yang diampu oleh para psikolog klinis yang ada di puskesmas kecamatan di DKI Jakarta.

Melalui layanan ini, masyarakat bisa menceritakan masalah apapun dan para psikolog akan membantu serta mengarahkan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

E-Jiwa dan Sahabat Jiwa dikatakan Verry dapat diakses melalui JakSehat, sebuah aplikasi kesehatan yang dikembangkan oleh Dinkes Provinsi DKI Jakarta. Saat ini, aplikasi tersebut juga sudah terintegrasi dengan aplikasi Jakarta Kini (JAKI).

"Alhamdulillah saat ini sudah terintegrasi dengan aplikasi JAKI. Dengan kita melebarkan sayap ke JAKI, mudah-mudahan akses (ke E-Jiwa dan Sahabat Jiwa) semakin banyak, karena JAKI sudah diunduh oleh lebih dari 3,5 juta warga DKI dan non DKI. Jadi mudah-mudahan makin banyak orang yang bisa merasakan dampak dan manfaatnya," tutur Verry.

Meski saat ini layanan E-Jiwa dan Sahabat Jiwa baru bisa digunakan oleh warga DKI, Verry mengatakan tak menutup kemungkinan jika ke depannya layanan tersebut juga bisa digunakan oleh warga non DKI.

"Karena ada beberapa inputan data yang menggunakan data DKI, saat ini masih untuk warga DKI dulu. Ini juga terkait dengan kemampuan teman-teman psikolog klinis. Takutnya kalau se-Indonesia masuk, jadi lamban responnya dan menurunkan kualitas layanan," katanya.

"Harapannya kalau kita evaluasi berdampak baik dan punya nilai positif, saya rasa enggak ada alasan ini hanya untuk warga DKI. Tapi semoga semua bisa memanfaatkan aplikasi ini," pungkasnya.

Baca juga: Psikolog ungkap cara kelola stres yang baik

Baca juga: Masyarakat diimbau jangan ragu ke psikolog demi jaga kesehatan mental

 

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022