Ternate (ANTARA) - Irmawati A Husen, menjadi sosok utama di balik usaha produk makanan olahan dari rempah-rempah khas Provinsi Maluku Utara.

Usaha perempuan kelahiran Pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, ini berdiri sejak tahun 2007, dengan mengawali produksinya dengan mengolah buah kenari menjadi selai dan kemudian berinovasi dengan beberapa produk lainnya, seperti camilan kenari, kopi kenari, brownis mini dan makron kenari.

Selain olahan kenari, Irmawati A Husen juga mengolah produk dari olahan pala, ikan dan rempah-rempah Maluku Utara, seperti sambal goreng pala, abon pala, abon ikan, sambal ikan hingga kopi rempah.

Maluku memang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya, rempah-rempah di Maluku Utara awalnya digunakan untuk bumbu hingga pengawet makanan.

Irma - demikian ia biasa disapa, pemilik usaha yang berbasis di Jalan Bali Bunga, Kelurahan Tabona, Ternate, Maluku Utara, itu terbilang berhasil memanfaatkan kekayaan rempah timur Indonesia menjadi aneka macam produk.

Dengan usaha itu, awalnya Irma hanya menitipkan produknya di warung-warung kecil, di sekitar rumahnya.

Berkat kesabarannya, perlahan tapi pasti usaha yang dirintis sejak 2007 itu kini pelanggannya tidak hanya dari Maluku Utara, namun juga merambah berbagai wilayah di Indonesia, seperti Ambon, Sumatera, Jawa, dan daerah kota besar lainnya.

Pesatnya kemajuan bisnis Irma tidak terlepas dari peran sejumlah instansi pemerintah, seperti Bank Indonesia, yang memberikan pembinaan dan pendampingan dalam hal promosi, pemasaran dan manajemen usaha.

Irma merasa bersyukur menjadi bagian dari UMKM binaan Bank Indonesia, karena ia bisa bangkit kembali setelah mengalami keterpurukan saat pandemi COVID-19 yang lalu.

Sebelum pandemi, Irma dapat menghasilkan omzet hingga Rp60 juta dalam sebulan. Namun begitu pandemi melanda, omzet turun drastis hingga 85 persen.

Produk usaha Irma dengan puluhan jenis makanan olahan berbahan dasar kenari dan pala tidak terserap pasar. Pasalnya, aktivitas masyarakat saat pandemi sangat dibatasi.

Di tengah kebimbangan itu, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Utara menaruh perhatian terhadap kondisi UMKM, khususnya di Kota Ternate, dengan membeli produk UMKM, termasuk produk yang dihasilkan Irma.

Berkat pendampingan yang diterima, usaha yang dikelolanya itu kembali bangkit dan mampu meningkatkan produksinya. Kenaikan produksi itu pun berimbas pada omzet yang didapatkan, meski masih berada di bawah saat sebelum pandemi.

Bahkan, dalam gelaran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2022 Maluku Utara bertema #GeloraMalukuUtara Ifamoy meraih UMKM terbaik.

Ia mengakui sungguh banyak perubahan besar terjadi pada usahanya setelah menjadi binaan Bank Indonesia. Karena banyak program dan pendampingan yang bagus.

Di tengah upayanya mengembangkan usaha, Irma pun memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar bagaimana cara mengelola usaha.

Ia sadar, UMKM merupakan salah satu pilar penting bagi ekonomi nasional. Oleh karena itu ia tidak segan untuk berbagi ilmu kepada generasi muda.
Pemilik industri rumahan Ifamoy Irmawati A Husen (kanan) menata produk olahan kenari, yakni makron kenari di rumahnya. (ANTARA/Zubi Mahrofi)
Wadah Merdeka Belajar

Tidak hanya sebagai pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia, UMKM juga berperan dalam implementasi konsep Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, khususnya bagi kalangan mahasiswa.

Irma kemudian membuka ruang bagi sejumlah mahasiswa setempat, seperti dariUniversitas Khairun Ternate dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara untuk mendapatkan kesempatan melakukan penelitian dan kajian produk di UMKM pengolah rempah itu.

UMKM rintisan Irma menjadi salah satu tujuan mahasiswa untuk mengimplementasikan Program Merdeka Belajar. Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa membantu pihak UMKM, mulai dari produksi, pengemasan hingga pemasaran.

Irma pun merespons positif konsep Merdeka Belajar - Kampus Merdeka karena dapat mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia usaha maupun kerja.

Salah satu mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Risna mengaku belajar banyak terkait inovasi, kreativitas hingga bagaimana memperkuat mental bila usaha mengalami tekanan.

Mau mencoba, berani gagal dan bangkit lagi untuk sukses merupakan salah satu syarat menjadi pengusaha.

Di samping itu, perlu juga menghasilkan terobosan dan ide-ide baru dalam hal produk, kemasan, distribusi, promosi, penjualan dan bahkan melakukan transformasi memasuki ekosistem pasar digital.

"Kami senang bisa membantu, belajar di sini," ujar Risna mahasiswa semester tiga itu.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (kanan) dan Pemilik industri rumahan Ifamoy Irmawati A Husen memperlihatkan salah satu produk Ifamoy di sela acara Gernas BBI 2022 di Benteng Oranje, Ternate, Maluku Utara, Kamis (13/10/2022). (ANTARA/Zubi Mahrofi)

Gernas BBI

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Maluku Utara menjadi harapan Irma untuk lebih memperluas usahanya, tidak hanya menjadi pemain di dalam negeri, namun juga di kancah internasional.

Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Makassar itu berharap Gernas BBI Tahun 2022 yang diselenggarakan di Benteng Oranje Kota Ternate, Maluku Utara, itu mampu mendorong promosi produk-produk daerah dan mengajak masyarakat menggunakan produk buatan Indonesia, khususnya Maluku Utara.

Ke depan, Irma juga berharap acara UMKM, seperti Gernas BBI ini, dapat terus dilakukan secara berkelanjutan sebagai wadah bagi UMKM untuk menampilkan produk-produknya, sehingga masyarakat yang datang dari daerah lain bisa langsung melihat produk unggulan UMKM provinsi itu.

Pemberdayaan UMKM dalam situasi seperti ini juga dapat dilakukan secara merata, sehingga semua bisa merasakan manfaatnya.

Melalui Gernas BBI ini, camilan produksi Irma yang terbuat dari rempah khas Maluku Utara itupun diharapkan lebih dikenal secara luas, baik skala nasional maupun internasional.

Oleh karena itu, mari saling memberikan semangat, saling berkolaborasi, dan saling bersinergi demi Indonesia yang lebih baik.
​​​​​​
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022