Jakarta (ANTARA News) - Hujan deras di seluruh DKI Jakarta hari Kamis sore melumpuhkan lalu-lintas karena pengendara mobil dan sepeda motor serta armada angkutan umum baik bus, metromini, kopaja dan bajaj mengabaikan rambu lalu-lintas. Di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat terutama di perempatan Tugu Patung Tani terjadi tumpukan mobil, sepeda motor, bajaj, metromini dan bus. Akibatnya, kendaraan tersebut praktis tidak bisa jalan karena semuanya menumpuk di tengah perempatan. Sejumlah bus bahkan memotong jalan yang bukan jalurnya sehingga semakin memperparah kemacetan. Dalam kondisi kemacetan tersebut, menurut keterangan seorang pengendara mobil kepada ANTARA, tidak tampak petugas baik polisi lalu lintas atau pihak Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR) dari Dinas Perhubungan di lokasi-lokasi kemacetan tersebut. Jalan-jalan protokol seperti Jalan Thamrin dan Sudirman tidak lagi lagi berlaku jam "three in one" karena banyak kendaraan yang penumpangnya kurang dari tiga orang memasuki kawasan tersebut menghindari kemacetan. Di beberapa lokasi termasuk di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan ketinggian air sudah mencapai setengah sampai satu meter. Hujan deras masih terus turun dan mengakibatkan beberapa mobil mogok, sedangkan para penumpang berusaha menjauhi pinggir jalan karena khawatir tertimpa pohon-pohon tumbang yang selama dua hari ini sudah memakan korban tiga orang tewas dan tiga orang luka-luka. Sampai berita ini diterima (pukul 18.30 WIB) suasana kemacetan semakin semrawut dan petugas belum terlihat. Sementara itu, kemacetan juga terjadi di ruas jalan arah jalan Merdeka Utara, Merdeka Timur dan Merdeka Selatan karena adanya pohon tumbang di depan Balai Kota DKI menutupi jalan yang ke arah Monas sehingga semua kendaraan mengambil jalur Busway. Genangan air juga terjadi di jalan ke arah Pasar Senen dan di jalan Kwitang, dan ketinggian air mencapai 40 cm, sehingga banyak kendaraan yang mogok. Sepeda motor berusaha menggunakan jalur busway, tetapi mereka terjebak karena ketinggian air di jalur tersebut telah mencapai knalpot dan akibatnya motor mereka mogok.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006