Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar doa bersama ulama dan jamaah di setiap masjid agar terhindar dari bencana, menyusul kejadian bencana hidrometeorologi dampak cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir.

Dalam doa bersama yang dipusatkan di Masjid At Taqwa, Balai Kota Bogor yang dipimpin Ketua MUI Kota Bogor KH TB Muhidin, Jumat, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan daerahnya sedang didera bencana yang cukup banyak dampak dari cuaca ekstrem.

Kondisi ini, menurut dia, perlu disikapi masyarakat dengan kewaspadaan dan berdoa agar diberi kekuatan dalam menghadapi bencana.

"Mari kita bersama-sama berdoa, memohon kepada Allah SWT agar semua diberi kekuatan dalam menghadapi bencana yang terjadi, dikuatkan kebersamaannya serta memohon ampun atas khilaf, salah, dan dosa. Semoga Allah SWT meridhoi ikhtiar yang kita lakukan,” kata Bima Arya.

Baca juga: BNPB beri dukungan DSP Rp250 juta untuk penanganan longsor Kota Bogor

Ia menuturkan banyak hal yang tentu tidak bisa manusia lawan karena bencana alam akibat curah hujan yang tinggi. Namun demikian, kewajiban bagi manusia adalah memaksimalkan apa yang bisa dilakukan.

Ia menginstruksikan semua perangkat daerah untuk tetap siaga dan siap mengantisipasi kondisi yang mungkin terjadi, melaksanakan sterilisasi, pembersihan hingga pengecekan saluran air maupun drainase di wilayah masing-masing.

Selain itu, ia juga mengimbau dan mengingatkan warga, khususnya yang tinggal di bantaran sungai, tebing-tebing maupun titik rawan bencana untuk siaga dan waspada mengingat cuaca ekstrem masih berlangsung.

Baca juga: BMKG kembali ingatkan warga waspada cuaca ekstrem di Bogor

Dalam beberapa hari ini, Kota Bogot dilanda bencana longsor dan banjir. Pemerintah Kota Bogor mencatat sebanyak delapan warga Gang Barjo RT03/RW02 Kampung Kebon Jahe, Kelurahan Kebonkelapa, Kecamatan Bogor Tengah tertimbun longsor tebing saat hujan deras pada Rabu (12/10) sore.

Hingga Jumat (14/10), jumlah korban ditemukan sebanyak tujuh orang, empat di antaranya selamat, tiga meninggal dunia, dan satu masih proses evakuasi.

Tidak jauh dari lokasi, terdapat 20 korban luka ringan hingga berat dan satu orang meninggal dunia akibat longsor di area pemancingan Kampung Cibogor, Kelurahan Kebonkelapa, Kecamatan Bogor Tengah pada saat hujan deras disertai angin kencang pada Selasa (11/10) sore.

Ada pula mahasiswi IPB bernama Adzra Nabila (20) terperosok ke dalam drainase di belokan Jalan Dadali, Kelurahan Tanahsareal, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor pada Selasa (11/10) sore. Hingga kini Adzra belum ditemukan oleh tim SAR gabungan.

Baca juga: Wali kota peringatkan warga Bogor hingga Jakarta waspada banjir

Selain itu, juga kejadian orang hanyut di Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah pada Kamis (13/10) dan telah ditemukan di pintu air Depok aliran Sungai Ciliwung pada Jumat (14/10).

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022