Pemkot Surabaya melakukan penambahan panjang jalan
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menerapkan sejumlah langkah strategis untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu, mengatakan, beberapa langkah strategis yang dimaksud di antaranya penerapan sensor CCTV Surabaya Intelligent Transportation System (SITS), rencana pembangunan jalan baru, mengatur waktu masuk antara siswa SD/SMP Negeri dan Swasta dengan waktu masuk para pekerja.

"Hingga mengkoneksikan transportasi umum di Kota Surabaya dengan daerah di sekitarnya," kata dia.

Hal ini juga disesuaikan dengan salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2021-2026, yakni mewujudkan pemantapan infrastruktur jalan yang berkualitas dan mendukung mobilitas antarmoda secara terpadu dan terintegrasi.

Baca juga: Kota Surabaya terdampak kemacetan akibat longsornya tol
Baca juga: Empat titik kemacetan di Jalur Bojonegoro-Surabaya

Wali Kota mengatakan, salah satu infrastruktur di Kota Surabaya adalah jalan agar bisa menopang moda transportasi. Rencananya, pemkot akan membangun jalan baru pada tahun 2023 yakni Radial Road dan proses pengerjaan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) yang menjadi prioritas pembangunan infrastruktur di Kota Pahlawan.

"Pemkot Surabaya melakukan penambahan panjang jalan di Kota Surabaya dengan rata-rata per tahun mulai 2016-2020 sepanjang 6,25 km," kata Cak Eri panggilan lekatnya.

Proses pengerjaan Radial Road akan dimulai pada tahun 2023 untuk mengurangi beban kepadatan lalu lintas dari arah Jalan Mayjen Jonosewojo menuju ke kawasan Jalan Lontar Kota Surabaya.

Sedangkan untuk pengerjaan konstruksi JLLB yang sudah terbangun sepanjang 2.520 meter, yang terdiri dari 1.870 meter dibangun oleh Pengembang Perumahan dan 650 meter dibangun dengan pendanaan dari APBD Kota Surabaya. Serta konstruksi JLLT yang sudah terbangun sepanjang 1.228 meter yang dibangun dengan pendanaan dari APBD Kota Surabaya.

"Sebab, rencana pembangunan panjang JLLB adalah ±10.035 meter dan JLLT adalah ±14.300 meter, tapi kami baru mengerjakan sekian. Artinya tidak bisa dikerjakan dalam satu atau dua tahun, maka akan saya sampaikan secara transparan melalui videotron di seluruh Surabaya," ujar dia.

Baca juga: Dishub Surabaya uji coba jalan MERR Gunung Anyar sisi timur
Baca juga: Kemacetan Surabaya bisa dipantau via ponsel

Selanjutnya, kata dia, Pemkot Surabaya juga akan mengatur waktu masuk antara siswa SD/SMP Negeri dan Swasta dengan para pekerja di Kota Pahlawan. Bahkan, lanjut dia, para pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya telah melakukan aktivitas kerja di lingkungan terdekat dengan rumahnya.

"Pemkot Surabaya juga telah memulai, yakni pegawai bekerja di lingkungan (terdekat) rumahnya masing-masing. Sehingga itu akan mengurangi (penumpukan kendaraan), yang dari barat tidak perlu sampai di area timur," kata dia.

Lebih lanjut, Cak Eri juga tengah melakukan penataan transportasi massal yang tidak hanya berfokus di Kota Surabaya. Sebab rencananya, transportasi massal tersebut juga akan terkoneksi dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.

"Termasuk pembangunan jalannya, ini akan terkoneksi satu dengan yang lainnya. Maka kami harus memberikan jaminan keamanan menggunakan transportasi massal dengan harga yang terjangkau daripada menggunakan transportasi pribadi," kata Cak Eri.

Baca juga: JakLingko proyeksikan Palembang dan Surabaya ikut integrasi tarif
Baca juga: Pakar: Situasi kepadatan lalu lintas di Surabaya relatif bagus

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022