Konsep Pesantren Ramadhan kita perluas, kalau biasanya hanya pada bulan Ramadhan, sekarang kita dilakukan sepanjang tahun
Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menggagas wirid gabungan siswa SMA/SMK dua kali sebulan untuk membangun karakter, menghargai kebhinekaan sekaligus langkah mencegah tawuran.

"Tahap awal wirid ini melibatkan siswa SMA dan SMK. Namun dalam jangka panjang kita berharap pelajar SD dan SMP juga bisa ikut bergabung sehingga karakter yang baik bisa terbangun sejak dini," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, Minggu.

Wirid itu digelar dua kali sebulan setiap Sabtu malam pada minggu kedua dan keempat mulai dari Maghrib hingga selesai Isya dengan konsep mengadopsi Pesantren Ramadhan yang selama ini telah dilaksanakan di berbagai daerah di Sumbar.

"Konsep Pesantren Ramadhan kita perluas, kalau biasanya hanya pada bulan Ramadhan, sekarang kita dilakukan sepanjang tahun," katanya.

Materi yang diberikan tidak hanya tentang agama dengan metode ceramah, tetapi juga materi lain yang berkaitan dengan remaja bahkan tentang adat dan budaya.

Mahyeldi menyebut kegiatan itu sekaligus menghidupkan kembali budaya pendidikan surau yang merupakan salah satu keunggulan budaya Minangkabau, yang sekarang sudah mulai hilang.

Baca juga: LKAAM Sumbar bahas status gelar adat Irjen Pol Teddy Minahasa

Baca juga: Bukittinggi tuan rumah peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional


Budaya pendidikan surau itu diyakini menjadi salah satu faktor yang membentuk dan menciptakan tokoh nasional asal Sumbar pada masa lalu.

"Ini juga salah satu solusi untuk menjawab kritikan dari Bapak Jusuf Kalla saat menghadiri HUT Ke-77 Sumbar beberapa waktu lalu, yang menyebut Sumbar mulai kekurangan tokoh nasional dan ulama," katanya.

Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sumbar, Mahyan mengatakan pada wirid yang digelar dua kali sebulan itu siswa dan guru diharapkan bisa berpartisipasi. Orang tua siswa juga bisa ikut bergabung jika memiliki waktu.

Disdik Sumbar sudah berkoordinasi dengan kabupaten/kota, MUI Sumbar, Dewan Masjid dan Kantor Wilayah Kemenag Sumbar dan organisasi kemasyarakatan untuk mempersiapkan kegiatan itu.

Baca juga: Sumbar luncurkan aplikasi SIP untuk kawal potensi perhutanan sosial

"Untuk tahap awal mungkin akan banyak kendala tetapi dalam waktu berjalan kita akan terima semua masukan untuk evaluasi guna penyempurnaan," katanya.

Teknis pelaksanaannya, menurut Mahyan, siswa boleh memilih wirid di masjid terdekat dengan rumah atau tempat domisili. Minimal dengan 15 orang siswa, kegiatan bisa dilaksanakan.

Melalui kegiatan itu diharapkan juga akan terjadi pembauran antara siswa SMK/SMK sehingga terbentuk rasa saling menghargai, kebersamaan. Dengan demikian potensi terjadinya tawuran juga bisa diminimalkan.

Mahyan menyebut wirid gabungan itu diluncurkan secara resmi pada 22 Oktober 2022 di Masjid Raya Sumbar dan diikuti seluruh kabupaten/kota secara daring. 

Baca juga: Legislator: BLK di ponpes tingkatkan SDM santri

Baca juga: BPBD Agam tangani 87 bencana alam selama 2022

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022